BEST CLASS E/KP/07

BEST CLASS E/KP/07

Selasa, 29 Juni 2010

Caries Gigi

Anistiana Prasetyaningsih
04.07.1746
E/KP/VI

A. Pengertian Caries Gigi
Caries gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum) yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktivitas jasad renik yang dapat diragikan. Ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya (Mansjoer dkk, 2000 : 51).
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang di tandai dengan kerusakan jaringan, di mulai dari permukaan gigi meluas kearah pulpa (Tarigan, 1993 : 1).
Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi yang dapat dicegah (Angela, 2005: 130).

B. Anatomi Gigi
1. Bentuk
Bentuk gigi berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Fungsi gigi antara lain adalah :
a. Gigi seri untuk memotong makanan
b. Gigi taring gunanya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat
c. Gigi geraham gunanya untuk mengunyah makan yang sudah di potong-potong (Syaifuddin, 1997 : 76).
2. Susunan Gigi
Gigi terdiri dari berbagai macam susunan. Menurut Darmawan (2007:18) susunan gigi terdiri atas:
a. Email
Zat lapisan luar yang sangat tebal, yang terdiri dari mineral kalsium dan fosfat dan mineral tersubut bersifat untuk menguatkan gigi dari perapuhan.
b. Dentin
Zat bagian dalam gigi dan merupakan bagian terbesar gigi. Sifat fisik lebih lembut dari email, sehingga membusuk lebih cepat dan menjadi sasaran lubang yang hebat bila tidak di rawat dengan baik. Dentin berfungsi sebagai lapisan protektif dan menyokong mahkota gigi.
c. Pulpa
Pulpa merupakan bagian ke-tiga. Pulpa adalah Inti atau pusat gigi yang berisi saraf dan pembuluh darah.
d. Sementum
Sementum merupakan sebuah lapisan yang berada mengelilingi akar gigi.
e. Periodontal Ligamen
Periodontal Ligamen berfungsi mensuport gusi dan melekatkan zat sementum pada tulang.
f. Bone ( Tulang)
Bone ( Tulang ) berfungsi melekatkan dan menunjang gigi ke dalam rahang.

C. Etiologi
Menurut Mansjoer (2000 : 151-153) Faktor-faktor yang mempengaruhi caries gigi adalah:
1. Bakteri
Ada tiga jenis bakteri yang sering mengakibatkan caries gigi. Ketiga bakteri tersebut antara lain yaitu :
a. Laktobasilus
Populasinya biasanya di pengaruhi oleh kebiasaan makan. Tempat yang paling di sukai adalah lesi dentin yang dalam.
b. Streptokokus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama caries dan jumlahnya terbanyak di dalam mulut. Salah satu spesiesnya, yaitu streptococcus mutans, lebih asidurik dibandingkan yang lain dapat menurunkan pH medium hingga 4,3. Streptococcus mutans terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa.
c. Aktinomises
Semua spesies Aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actinomices viscosus dan A. naeslundii mampu membentuk karies akar, fisur, dan merusak periodontonium.
2. Karbohidrat Makanan
Karbohidrat menyediakan substrat untuk sintesa asam dan polisakarida ekstrasel bagi bakteri. Karbohidrat sederhana akan meresap kedalam plak dan di metabolisme dengan cepat oleh bakteri. Untuk kembali ke pH normal di butuhkan waktu 30-60 menit.
Karena sintesa polisakarida ekstrasel dari mukosa lebih cepat dari pada glukosa, fruktosa, dan laktosa, maka sukrosa bersifat paling kariogenik, dan karena paling banyak di konsumsi.
3. Kerentanan Permukaan Gigi
a. Morfologi Gigi
Daerah gigi di mana mudah terjadi plak sangat mungkin di serang karies. Gambaran morfologi yang sering di anggap penyebab caries adalah fisura oklusal yang sempit dan dalam, lekukan pipi, atau lidah. Fisura-fisura tersebut cenderung menjadi perangkap untuk makanan dan bakteri, terutama pada dasar fisura.
b. Lingkungan Gigi
Gigi selalu dibasahi saliva secara normal. Jumlah dan isi saliva, derajat keasaman, kekentalan, dan kemampuan buffer berpengaruh pada caries. Saliva mampu meremineralisasi karies dini karena mengandung ion kalsium (ca) dan fosfat (p). Kemampuan ini meningkat bila terdapat ion flour. Saliva juga mempengaruhi pH dan komposisi mikroorganisme dalam plak.
c. Posisi Gigi
Gigi malaligned, posisi keluar, rotasi, atau situasi tak normal lain, menyebabkan kesulitan pembersihan dan cenderung membuat makanan dan debris terakumulasi.
4. Waktu
Kemampuan saliva untuk meremineralisasi selama proses caries, menandakan bahwa proses tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti, sehingga bila saliva berada di dalam lingkungan gigi, maka caries tidak akan menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.

D. Bentuk-Bentuk Caries Gigi
1. Berdasarkan Cara Meluasnya Caries Gigi
a. Penetrierende caries
Caries yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut. Perluasannya secara penetrasi, yaitu merembes ke arah dalam.
b. Unterminirende karies
Caries yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas kea rah samping, sehingga menyebabkan bentuk seperti periuk.
2. Berdasarkan Stadium Caries (dalamnya karies gigi)
a. Karies Superficialis
Dimana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.
b. Karies Media
Dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
c. Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa. Caries profunda ini dapat di bagi atas:
1) Karies Profunda Stadium I
Karies telah melewati setengah dentin, biasanya radang pulpa belum di jumpai
2) Karies Profunda Stadium II
Masih di jumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa.
3) Karies Profunda Stadium III
Pulpa telah terbuka. Dijumpai bermacam-macam radang pulpa (Tarigan, 1993 : 40-42).

E. Patofisiologi Caries Gigi
Caries gigi berhubungan dengan permukaan gigi, diet karbohidrat dan bakteri mulut spesifik. Proses pembusukan dimulai dengan demineralisasi permukaan luar gigi, karena berbentuk asam organik selama fermentasi bakteri diet karbohidrat. Lesi yang baru mulai, mula-mula nampak seperti titik putih yang buram, dengan hilangnya jaringan gigi secara progresif, terjadilah rongga.
Bakteri yang berpengaruh dalam caries gigi adalah Streptococuk Mutans. Bakteri ini mulai pada sebagian besar caries gigi pada permukaan email. Apabila email berlubang, bakteri mulut lainnya (terutama Lactobasilus) menerobos ke dentin di bawahnya dan menyebabkan penghancuran struktur gigi yang lebih lanjut melalui infeksi bakteri campuran (Behrman. 1999 : 1285).

F. Pencegahan Caries Gigi
Kesehatan gigi harus di tekankan pada anak-anak sejak kecil agar dapat belajar menggosok gigi mereka dengan baik dan benar. Gerakan yang benar adalah gerakan naik turun, sisi dalam dan luar, sesudah makan dan sebelum pergi tidur. Setiap tapal atau serbuk gosok gigi yang manapun dapat digunakan. Jajan dan gula-gula jangan dimakan di antara waktu makan, atau menjelang tidur. Hal ini merupakan sumber penyakit gigi yang lazim.
Pertumbuhan gigi, baik yang sementara maupun yang tetap, harus di awasi. Kunjungan teratur pada dokter gigi penting. Kalau dapat setiap bulan, atau sedikitnya 4 sampai 6 bulan. Tidak adanya rasa sakit bukan berarti tidak ada penyakit atau karies gigi. Pada masa remaja kunjungan ke dokter dapat dikurangi (Pearce, 2002 : 180).
Tindakan pencegahan adalah suatu bentuk prosedur pencegahan yang dilakukan sebelum gejala klinik dari suatu penyakit timbul (Angela,2005:3).
Tindakan pencegahan yang paling efektif terhadap karies gigi adalah pemberian florida dan menggosok gigi. Selain itu hal-hal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut:
1. Modifikasi kebiasaan gigi
Modifikasi kebiasaan anak bertujuan untuk merubah kebiasaan anak yang salah mengenai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga dapat mendukung prosedur pemeliharaan dan pencegahan caries.
2. Pendidikan kesehatan gigi
Pendidikan kesehatan gigi mengenai kenersihan mulut, diet dan konsumsi gula dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih di tekankan pada anak yang berisiko caries tinggi. Informasi ini harus menimbulkan motivasi dan tanggung jawab anak untuk menjaga kesehatan mululnya.
3. Kebersihan Mulut
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik. Kebersihan mulut yang baik di perlukan untuk meminimalisir penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Penyikatan gigi, flossing disadari sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan di tekankan pada anak segala umur.
4. Pengaturan makanan
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula paling di perhatikan. Gula yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri (Angela,2005 : 132-133).
5. Tambalan gigi
Tambalan adalah lapisan plastik yang secara professional digunakan untuk permukaan oklusal gigi posterior(Behrman, dkk, 1999 : 1287).
6. Tindakan Pencegahan lainnya
Terapi flourida dapat menjadi pilihan untuk mencegah caries. Cara ini telah terbukti menurunkan kasus caries gigi. Flourida sering di tambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut (Wikipedia Indonesia, 2007 dalam http://id.wikipedia.org/wiki/karies gigi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar