BEST CLASS E/KP/07

BEST CLASS E/KP/07

Rabu, 31 Maret 2010

Pembesaran Kelenjar Getah Bening


Fatimah

04.07.1754

E/KP/VI


A. Pendahuluan

Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat di tubuh kita. Seringkali timbul benjolan-benjolan di daerah tempat kelenjar getah bening berada dan seringkali pula hal itu menimbulkan kecemasan baik pada pasien, ataupun orang tua pasien apakah pembesaran ini merupakan hal yang normal, penyakit yang berbahaya ataukah merupakan suatu gejala dari keganasan. Untuk itu perlu dikenali kemungkinan-kemungkinan penyebab dari pembesaran kelenjar getah bening tersebut dan gambaran klinisnya sehingga mengetahui alur tatalaksana yang akan dilakukan. Pembesaran kelenjar getah bening 55% berada di daerah kepala dan leher karena itu bahasan diutamakan pada pembesaran kelenjar getah bening di daerah kepala dan leher.

Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya didaerah submandibular (bagian bawah rahang bawah; sub: bawah;mandibula:rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat.

Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya.

Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar. Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit,atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit makrofag (gaucher disease)

Dengan mengetahui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB.


B. Epidemiologi

Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah bening dalam ukuran, konsistensi ataupun jumlahnya. Pada daerah leher (cervikal), pembesaran kelenjar getah bening didefinisikan bila kelenjar membesar lebih dari diameter satu sentimeter. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher sering terjadi pada anak-anak. Sekitar 38% sampai 45% pada anak normal memiliki kelenjar getah bening daerah leher yang teraba. Dari studi di Belanda terdapat 2.556 kasus limadenopati yang tidak dapat dijelaskan dan 10% dirujuk kepada subspesialis, 3.2% membutuhkan biopsi dan 1.1% mengalami keganasan. Studi kedokteran keluarga di amerika serikat tidak ada dari 80 pasien dengan limfadenopati yang tidak dapat dijelaskan yang mengalami keganasan dan tiga dari 238 pasien yang mengalami keganasan dari limadenopati yang tidak dapat dijelaskan.

Pasien usia >40tahun dengan limfadenopati yang tidak dapat dijelaskan memiliki risiko keanasan 4% dibanding risiko keganasan 0,4% bila ditemukan pada psien <40tahun.


C. Etiologi (penyebab)

Pembesaran kelenjar getah bening dapat dibedakan menjadi lokal atau umum (generalized). Pembesaran kelenjar getah bening umum didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar getah bening pada dua atau lebih daerah. Daerah-daerah terdapatnya kelenjar getah bening adalah :

Penyebab yang paling sering adalah hasil dari proses infeksi dan infeksi yang biasanya terjadi adalah infeksi oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas (rinovirus, virus parainfluenza, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), coronavirus, adenovirus atau reovirus). Virus lainnya virus ebstein barr, cytomegalovirus, rubela, rubeola, virus varicella-zooster, herpes simpleks virus, coxsackievirus, human immunodeficiency virus. Bakteri pada peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri anaerob bila berhubungan dengan caries dentis (gigi berlubang) dan penyakit gusi. Difteri, Hemofilus influenza tipe b jarang menyebabkan hal ini. Bartonella henselae, mikrobakterium atipik dan tuberkulosis dan toksoplasma.

Keganasan seperti leukimia, neuroblastoma, rhabdomyosarkoma dan limfoma juga dapat menyebabkan limfadenopati. Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah kawasaki, penyakit kolagen, lupus. Obat-obatan juga menyebabkan limfadenopati umum. Limfadenopati daerah leher perah dilaporkan setelah imunisasi (DPT,polio atau tifoid).

Masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan hanya dari pembesaran kelenjar getah bening saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang menyertai pembesaran kelenjar getah bening.


D. Gejala klinis

Pembesaran kelenjar getah bening pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh mikobakterium, toksoplasma, ebstein barr virus atau citomegalovirus.

Gejala-gejala penyerta (symptoms) Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness-ditambah riwayat obat-obatan atau produk darah).

Riwayat penyakit sekarang dan dahulu Adanya peradangan tonsil (amandel) sebelumnya mengarahkan kepada infeksi oleh streptokokus; luka lecet pada wajah atau leher atau tanda-tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi stafilokokus; dan adanya infeksi gigi dan gusi juga dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat mengarahkan kepada citomegalovirus, epstein barr virus atau HIV.

Penggunaan obat-obatan Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac). Pembesaran karena obat umumnya seluruh tubuh (generalisata)
Paparan terhadap infeksi Paparan/kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran napas atas, faringitis oleh streptokokus, atau tuberkulosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati.

Secara umum Malnutrisi atau pertumbuhan yang terhambat mengarahkan kepada penyakit kronik (berjalan lama) seperti tuberkulosis, keganasan atau gangguan sistem kekebalan tubuh
Karakteristik dari kelenjar getah bening KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.

  1. Ukuran, Normal bila diameter 0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal

  2. Nyeri tekan, Umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan

  3. Konsistensi, Keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan

  4. Penempelan/bergerombol

beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.


E. Tatalaksana

Tatalaksana pembesaran KGB leher didasarkan kepada penyebabnya. Banyak kasus dari pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apapun selain dari observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsi kelenjar getah bening. Biopsi dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasa, KGB yang menetap atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.

Pembesarab KGB pada anak-anak biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotik golongan penisilin dapat diberikan cephalexin 25mg/kg (sampai dengan 500mg) tiga kali sehari atau eritromisin 15mg/kg (sampai 500mg) tiga kali sehari.

Bila penyebab limfadenopati adalah mikobakterium tuberkulosis maka diberikan obat anti tuberkulosis selama 9-12 bulan. Bila disebabkan mikobakterium selain tuberkulosis maka memerlukan pengangkatan KGB yang terinfeksi atau bila pembedahan tidak memungkinkan atau tidak maksimal diberikan antibiotik golongan makrolida dan antimikobakterium. Pemeriksaan penunjang bila limfadenopati akut tidak diperlukan, namun bila berlangsung >2minggu dapat diperiksakan serologi darah untuk epstein barr virus, citomegalovirus, hiv, toxoplasma; tes mantoux, rontgen dada, biopsi dimana semuanya disesuaikan dengan tanda dan gejala yang ada dan yang paling mengarahkan diagnosis.


F. Kesimpulan

Pembesaran kelenjar getah bening daerah leher biasa ditemukan dan umumnya tidak berbahaya. Observasi merupakan hal utama. Diagnosis didapatkan dari wawancara pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang apabila diperlukan. Bila diagnosis belum dapat ditentukan dan tidak didapatkan tanda dan gejala ke arah keganasan dapat doibservasi daulu selama 3-4 minggu.


Selasa, 30 Maret 2010

10 Masalah Kesehatan yang Paling Memalukan


fitri anggreani
04.07.1860
E/kp/VI


10 Masalah Kesehatan yang Paling Memalukan
Jakarta, Masalah kesehatan yang dimiliki oleh seseorang ternyata tidak hanya membuat orang merasa tersiksa secara fisik, tapi juga bisa menimbulkan malu yang mempengaruhi psikisnya. Masalah kesehatan apa saja yang bisa bikin malu?

Rasa malu itu timbul karena masalah kesehatan ini sangat terkait dengan kebersihan, etika dan kepantasan penampilan. Seperti dikutip dari FoxNews dan Timesonline, Kamis (28/1/2010) ada 10 masalah kesehatan yang bisa bikin malu si empunya tubuh, yaitu:

1. Bau mulut
Tingkat malunya tinggi, karena bisa berhubungan dengan kepercayaan diri. Penyebabnya bisa karena adanya lubang di gigi, sisa makanan yang tertinggal, karang gigi atau bisa juga karena adanya suatu penyakit di tubuh. Cara mengatasinya bisa dengan gosok gigi secara teratur, menggunakan cairan pembersih mulut atau rajin membersihkan gigi ke ahlinya.

2. Bau kaki
Tingkat malunya tinggi, karena berhubungan dengan kebiasaan pribadi yang jorok. Penyebabnya bisa kombinasi antara kaki berkeringat dengan kurangnya menjaga kebersihan, penggunaan sepatu yang tidak tepat atau adanya infeksi. Cara mengatasinya dengan mengganti kaus kaki setiap harinya, rajin membersihkan kaki serta mencuci sepatu secara teratur.

3. Wasir
Tingkat malunya sedang, karena bisa membuat seseorang tak nyaman untuk beraktivitas. Penyebabnya karena adanya pelebaran pembuluh darah vena di anus atau dubur. Penyakit ini biasanya menimbulkan rasa gatal, nyeri dan tak nyaman ketika sedang duduk. Jika masih awal bisa diatasi dengan beberapa gerakan latihan, olahraga atau banyak makan sayuran, tapi jika sudah parah harus dilakukan operasi.

4. Anus yang gatal
Tingkat malunya tinggi, karena bisa membuat seseorang menjadi canggung dan menurunkan kepercayan dirinya. Gatal yang awalnya hanya biasa saja, tapi jika tidak ditangani akan semakin memburuk. Terkadang hal ini disebabkan oleh adanya infeksi atau masalah kulit seperti eksim. Cobalah untuk menjalani pola hidup yang bersih.

Jika langkah-langkah kebersihan tidak membantu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apa penyebabnya dan memberikan resep krim yang efektif dan tidak berbahaya.

5. Keringat yang berlebihan
Tingkat malunya termasuk sedang, karena bisa berhubungan dengan bau badan dan enggan untuk mencari bantuan. Penyebabya bisa karena kelenjar keringat yang produksinya berlebih, stres atau tiroid yang terlalu aktif.

Untuk mengatasinya bisa dengan latihan relaksasi untuk mengontrol ketegangan atau menggunakan deodoran dengan antiperspirant yang kuat. Tak ada salahnya untuk menghubungi dokter dan melakukan tes darah untuk mengetahui ada masalah tiroid atau tidak.

6. Rambut berlebih pada perempuan
Tingkat malunya sangat tinggi, karena takut dicap mirip laki-laki. Penyebab tumbuhnya rambut yang tidak diinginkan ini seringkali karena faktor keturunan, penyakit yang ada ditubuhnya atau efek samping dari suatu obat.

Cara mengatasinya bisa dengan melakukan waxing, mencukur, menggunakan krim perontok rambut, perawatan laser atau elektrolisa. Jika masalah ini disebabkan oleh faktor hormonal, maka tak ada salahnya jika meminta bantuan medis.

7. Payudara pada laki-laki (gynecomastia)
Tingkat malunya tinggi, karena hal ini biasanya terjadi pada kaum perempuan. Penyebab tumbuhnya payudara pada laki-laki adalah karena adanya gangguan pada hormon testosteron dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan puting menjadi sakit, payudara membengkak atau keduanya. Pada beberapa kasus bisa hilang dengan sendirinya, tapi ada juga yang menjadi permanen dan memerlukan bantuan medis.

8. Mendengkur
Masalah kesehatan ini memiliki tingkat malu yang tinggi, serta seringkali membuat seseorang menjadi kurang tidur. Penyebabnya bisa bermacam-macam seperti adanya kelainan pada anatomi rahang dan tenggorokan, karena tidur terlentang atau bisa juga akibat adanya polip di hidung.

Masalah ini bisa jadi salah satu gejala awal dari gangguan pernapasan di malam hari. Sebaiknya konsultasikan denga dokter jika hal ini terus berlangsung dan sudah sangat mengganggu waktu tidur.

9. Kebotakan pada laki-laki
Tingkat malunya tinggi, karena bisa menurunkan kepercayaan diri. Penyebabnya kemungkinan karena faktor genetik atau usia yang semakin bertambah.

Cara mengatasinya bisa dengan menggunakan obat penumbuh rambut, tapi cara ini tidak efektif untuk semua orang. Jika kebotakan dialami sat masih muda, sebaiknya meminta bantuan dokter untuk mengatasinya seperti pemberian obat seperti minoxidil.

10. Disfungsi ereksi
Saat ini tingkat malunya sudah lebih rendah dari sebelumnya. Kemungkinan penyebabnya adalah masalah sirkulasi, depresi, diabetes, konsumsi alkohol, efek samping obat atau masalah psikoseksual. Tapi biasanya tidak ditemukan penyebab yang spesifik.

Jika ingin mengatasinya sendiri cobalah untuk mengurangi alkohol, berhenti merokok, olahraga teratur serta menghindari penggunaan viagra yang dijual bebas. Jika tidak ada kemajuan, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahlinya agar diketahui penyebabnya.

PROSES PEMBENTUKAN JANIN



WAHYUNI
04 07 1786
E / KP /VI


PROSES PEMBENTUKAN JANIN

Manusia ada yang tinggi, mancung, sipit, rambut hitam, ikal lurus dan lain-lain. Ternyata di balik semua itu manusia ibentuk melalui mekanisme yang sama jauh di dalam rahim bunda tercinta. Berikut penjabaran tentang mekanisme pembentukan janin, mulai dari penyatuan gamet yaitu fertilisasi sampai dilahirkannya janin.
zigot yang terbentuk dari penyatuan gamet akan mengalami berbagai proses menakjubkan yang akan membuat kita berseru akan kebesaran Tuhan. Selamat membaca!
Pengertian Janin
Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa (Wildan yatim, 1990).
Sedangkan dalam Microsoft Encarta 2006 disebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang belakang yang belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang dewasa sudah dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah delapan minggu pertumbuhan.
Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990).
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1.Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
Spermatosit Primer
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :

Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
Folikel PrimordiaL
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
osit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
Fertilisasi.
Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).
Perkembangan Janin di Rahim
Pembelahan
Pembelahan atau segmentasi terjadi setelah pembelahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer. Pembelahan itu bias meliputi seluruh bagian, bias pula hanya sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis. Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi banyak sel, disebut bidang pembelahan. Ada 4 macam bidang pembelahan yaitu meridian, vertical, ekuator dan latitudinal
Blastulasi dan Nidasi
Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)

Gastrulasi
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan.
Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.
Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000)
Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu. Organogenesis pada bumbung-bumbung:
Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekstur (susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lender, kelenjar air mata.
Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra peraba.
Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra pengecap.
Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
Lapisan enamel gigi.
2. Bumbung endoderm
Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.
Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar lender yang mengandung enzim dlam esophagus, gaster dan intestium.
Lapisan epitel paru atau insang.
Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis).
Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan kelenjar-kelenjarnya.
3.Bumbung neural (saraf)
Otak dan sumsum tulang belakang.
Saraf tepi otak dan punggung.
Bagian persyarafan indra, seperti mata, hidung dan kulit.
Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigment.
4.Bumbung mesoderm
b. Tahap Perkembangan Fetus/Janin
Tahap perkembangan janin dimulai pada bulan ke 3 sampai ke 10.
Pada 6 bulan terakhir perkembangan manusia digunakan untuk meningkatkan ukuran dan mematangkan organ-organ yang dibentuk pada 3 bulan pertama.
Pada saat janin memasuki bulan ke 3, panjangnya 40 mm. Janin sudah mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh orang dewasa. Pada usia ini genitalnya belum dapat dibedakan antara jantan dan betina dan tampak seperti betina serta denyut jantung sudah dapat didengarkan.
Pada bulan ke 4 ukuran janin 56 mm. Kepala masih dominan dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal nampak berbeda. Pada minggu ke 16 semua organ vital sudah terbentuk. Pembesaran uterus sudah dapat dirasakan oleh ibu.
Pada bulan ke 5 ukuran janin 112 mm, sedangkan akhir bulan ke 5 ukuran fetus mencapai 160 mm. Muka nampak seperti manusia dan rambut mulai nampak diseluruh tubuh (lanugo). Pada yang jantan testis mulai menempati tempat dimana ia akan turun ke dalam skrotum. Gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu. Paru-paru sudah selesai dibentuk tapi belum berfungsi.
Pada bulan ke 6 ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus, organ internal sudah pada posisi normal.
Pada bulan ke 7 janin nampak kurus, keriput dan berwarna merah. Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal ini selesai pada bulan ke 9. system saraf berkembang sehingga cukup untuk mengatur pergerakan fetus, jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 8 testis ada dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi lemak sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan mulai naik jika dilahirkan 70% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 9, janin lebih banyak tertutup lemak (vernix caseosa). Kuku mulai nampak pada ujung jari tangan dan kaki.
Pada bulan ke 10, tubuh janin semakin besar maka ruang gerak menjadi berkurang dan lanugo mulai menghilang. Percabangn paru lengkap tapi tidak berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai antibodi plasenta mulai regresi dan pembuluh darah palsenta juga mulai regresi.
Proses Terbentuknya janin laki-laki dan perempuan
Proses terbentuknya janin laki-laki dan perempuan dimulai dari deferensiasai gonad. Awalnya sel sperma yang berkromosom Y akan berdeferensiasi awal menjadi organ jantan dan yang X menjadi organ betina. Deferensiasi lanjut kromosom Y membentuk testis sedangkan kromosom X membentuk ovarium. Proses deferensiasi menjadi testis dimulai dari degenerasi cortex dari gonad dan medulla gonad membentuk tubulus semineferus. Di celah tubulus sel mesenkim membentuk jaringan intertistial bersama sel leydig. Sel leydig bersama dengan sel sertoli membentuk testosteron dan duktus muller tp duktus muller berdegenerasi akibat adanya faktor anti duktus muller, testosteron berdeferensiasi menjadi epididimis, vas deferent, vesikula seminlis dan duktus mesonefros. Karena ada enzim 5 alfareduktase testosteron berdeferensiasi menjadi dihidrotestosteron yang kemudian pada epitel uretra terbentuk prostat dan bulbouretra. Selanjunya mengalami pembengkakan dan terbentuk skrotum. Kemudian testis turun ke pelvis terus menuju ke skrotum. Mula-mula testis berada di cekukan bakal skrotum saat skrotum mkin lmamakin besar testis terpisah dari rongga pelvis.
Sedangkan kromosom X yang telah mengalami deferensiasi lanjut kemudian pit primer berdegenerasi membentuk medula yang terisi mesenkim dan pembuluh darah, epitel germinal menebal membentuk sel folikel yang berkembang menjadi folikel telur. Deferensiasi gonad jadi ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis. Di sini cortex tumbuh membina ovarium sedangkan medula menciut. PGH dari placenta mendorong pertumbuhan sel induk menjadi oogonia, lalu berplorifrasi menjadi oosit primer. Pada perempuan duktus mesonefros degenerasi. Saat gonad yang berdeferensiasi menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis kemudian berpusing sekitar 450 letaknya menjadi melintang.
Penis dan klitoris awalnya pertumbuhannya sama yaitu berupa invagina ectoderm. Klitoris sebenarnya merupakan sebuh penis yang tidak berkembang secara sempurna. Pada laki-laki evagina ectoderm berkembang bersama terbawanya sinus urogenitalis dari cloaca.

Minggu, 28 Maret 2010


Zullyca andari

04 07 1787

E KP VI


POSISI HUBUNGAN SEKS TERBAIK SELAMA KEHAMILAN


Bila anda hamil bukan berarti anda tidak dapat melakukan hubungan seks lagi. Anda tetap dapat melakukan hubungan suami isteri selama anda hamil sembilan bulan kecuali tentu saja jika ada alasan secara medis dan atas saran dari dokter anda untuk tidak melakukan hubungan seks.

Tetapi pada saat kehamilan sudh semakin membesar makaa perut andapun akan semakin besar dan saat itu anda perlu melakukan dan mencari posisi seks yang nyaman buat anda saat melakukan hubungan seks ini.

BEBERAPA POSISI HUBUNGAN SEKS TERBAIK SELAMA KEHAMILAN:

• Posisi wanita diatas. Posisi ini yang paling nyaman untuk banyak ibu hamil terutama karena wanita hamil dapat mengontrol kedalaman penetrasi.

• Posisi duduk. Posisi ini biasanya pada kehamilan pertengahan atau lanjut dimana tidak memerlukan banyak gerakan. Pria duduk dan wanita duduk diatasnya saling berhadapan atau membelakangi yang pria bila perut sudah sangat besar. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk mengontrol kedalaman penetrasi.

• Posisi laki-laki diatas tetapi berbaring hanya separuh tubuh.

• Posisi berlutut atau berdiri.

Yang paling penting dari semua posisi seks selama kehamilan ini adalah jangan meletakkan berat badan anda ke perut ibu hamil selama hubungan seksual atau batasilah tekanan diperut ibu hamil.

Yang tetap harus anda ingat, bahwa hubungan seksual dapat menjdi salah satu bagian penting dalam pernyataan perasaan kasih saying, rasa aman dan tenang, kebersamaan, kedekatan perasaan dalam hubungan suami isteri. Tetapi jangan menjadikan hubungan seks memegang peranan paling berkuasa dalam keselarasan hubungan suami isteri. Anda tetap dapat menyatakan perasaan kasih sayang dengan saling bertukar pikiran (komunikasi), berpelukan, ciuman, ataupun pijatan tanpa harus melakukan hubungan seksual. Yang terpenting mencoba untuk saling mengerti keinginan pasangan.


Astaga!HidupGaya - Mungkin masih banyak orang berpikir bahwa sex di usia kehamilan tua sangat beresiko terhadap janin. Well.. Pendapat itu tak salah, namun juga tak sepenuhnya benar. Soalnya menurut para pakar sex dan keluarga, asal dilakukan dengan hati-hati dan benar, sex justru berperan penting demi kelancaran persalinan.

Menurut para pakar sex, hubungan intim menjelang persalinan agar terjadi kelahiran normal tidak berkaitan secara langsung. Bayi dengan berat kurang dari 3kg sebetulnya dapat lahir dengan normal, namun karena prosesnya dinamis. Ini dipengaruhi pula kepala bayi waktu lahir, seharusnya menunduk.

Posisi kepala bayi sedang menengadah menyebabkan kepala bayi tidak dapat masuk ke leher rahim. Ini bisa disebabkan karena ukuran kepala bayi lebih besar sehingga kepala bayi tidak dapat masuk ke tulang pinggul dan proses kelahirannya menjadi macet, Kadang bayi bergerak terus dari mulai di atas panggul, kemudian sampai pintu tengah panggul, kemudian paling bawah panggul. Biasanya paling banyak bayi macet lahir di pintu tengah panggul. Karena tempat tersebut yang paling sempit di antara atas dan bawah panggul. Kalau sudah lewat tengah, aman biasanya.

Hubungan intim saat hamil
Jadi apa manfaat hubungan intim dengan persalinan? Saat berhubungan intim, prostaglandin yang dikeluarkan sperma dapat mengakibatkan kontraksi guna membantu penekanan sehingga kepala bayi dapat masuk ke bagian bawah panggul. Ya membantu juga secara tidak langsung. Kadang-kadang bayi sudah 40 minggu di perut, hamil campur saja. Ya terjadi kontraksi, leher rahim menjadi lunak. Namun hubungan intim pada usia kehamilan tua tetap harus dilakukan dengan hati-hati.

Waktu yang tepat
Menurut para pakar sex, waktu yang tepat untuk berhubungan intim sewaktu hamil yaitu setelah trimester pertama hingga usia 7 bulan. Pada waktu ini, ibu hamil sudah relaks dan lebih enakan. Pada trimester pertama kehamilan, sebaiknya Anda menunda hubungan intim terlebih dahulu. Pasalnya, hubungan intim di awal kehamilan mudah terjadi kontraksi. Ari-ari belum terbentuk sehingga dapat mengakibatkan keguguran bila tejadi kontraksi dahsyat.

Sedangkan pada usia kehamilan 7-9 bulan, frekuensi hubungan intim sebaiknya dikurangi sampai janin berusia 9 bulan karena sangat membahayakan janin. Pasalnya kontraksi bisa mengakibatkan pecah ketuban dan bayi dapat terinfeksi. Sementara bila bayi harus dilahirkan, paru-parunya belum matang. Waktu yang sangat membahayakan yaitu antara kehamilan usia 7-8 bulan.

Pada kehamilan berusia 9 bulan, bayi sudah siap untuk dilahirkan bila terjadi kontraksi sehingga air ketuban pecah. Pada saat itu paru-paru bayi sudah matang. Kalau bisa di atas 36 minggu, bila pecah ketuban, bayi lahir sudah aman dilahirkan karena telah mampu bernapas di luar tubuh ibu.

Posisi seks yang aman
Banyak orang menganggap seks saat hamil sangat berbahaya terhadap janin karena Mr P, orgasme atau ejakulasi dianggap dapat mencederai bayi. Sebenarnya tidaklah demikian. Hubungan intim dengan pasangan pada saat hamil apalagi menjelang persalinan harus dilakukan dengan sangat relaks.

Posisi yang baik dalam berhubungan intim saat hamil, yaitu posisi yang tidak menekan perut, yaitu posisi setengah duduk. Posisi ini tidak menekan perut. Atau dapat pula Anda mengambil posisi suami berlutut dengan satu lutut untuk menahan berat badannya. Atau gaya lainnya, Anda dapat mengangkat kedua kaki ke atas. Bagi Anda berjiwa petualangan, posisi "Dr. Ruth dan Dr. Amos" dapat Anda coba, agar Anda nyaman saat bercinta.

Posisi Dr. Ruth dan Dr, Amos, yaitu wanita hamil berbaring telentang, meletakkan salah satu kaki atau keduanya pada bangku. Ini akan memungkinkan istri untuk bergerak bebas dan sedikit memiringkan tubuhnya ke kiri dan kanan untuk menambah kenikmatan. Pasangannya berlutut atau berdiri di antara kakinya, yang memungkinkannya untuk dengan mudah mencumbu klitoris dengan jari tangan dan anggota tubuh lainnya. Ketika pria melakukan penetrasi, tidak akan ada tekanan pada perut istri dan mereka berdua dapat bergerak. Anda dapat mencoba dan memodifikasi posisi ini agar hubungan intim lebih menyenangkan dan nyaman.

Hubungan intim harus dilakukan dengan nyaman agar jangan sampai terjadi kontraksi yang dahsyat untuk menghindari pecah ketuban. Pasalnya, ketuban pecah dapat menyebabkan infeksi ke tubuh janin. Agar tidak terjadi infeksi makanya begitu pecah ketuban harus konsultasi ke dokter. Karena golden periodenya, 6 jam, kalau lebih dari 6 jam, harus dikasih antibiotik. Bila tidak maka akan semakin banyak kumannya.

Masalah lain yang harus diwaspadai adalah tali pusat akan terjepit diantara bayi dan rahim. Akibatnya dapat terjadi gawat janin. Bayi menjadi sesak dan kehabisan oskigen karena oksigen tidak dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Ada proses mengisap, sehingga bayi bisa menelan air ketuban ke paru-paru. Itu yang ditakutkan.

Selain itu, dalam situasi tertentu hubungan intim pada trimester kedua tidak diperbolehkan khususnya pada ibu hamil dengan plasenta previa, dimana plasenta menghalangi cervix, pelebaran cervix prematur, dan beresiko mengalami persalinan prematur.


Mungkin masih banyak orang berpikir bahwa sex di usia kehamilan tua sangat beresiko terhadap janin. Well.. Pendapat itu tak salah, namun juga tak sepenuhnya benar. Soalnya menurut para pakar sex dan keluarga, asal dilakukan dengan hati-hati dan benar, sex justru berperan penting demi kelancaran persalinan.

Menurut para pakar sex, hubungan intim menjelang persalinan agar terjadi kelahiran normal tidak berkaitan secara langsung. Bayi dengan berat kurang dari 3kg sebetulnya dapat lahir dengan normal, namun karena prosesnya dinamis. Ini dipengaruhi pula kepala bayi waktu lahir, seharusnya menunduk.

Posisi kepala bayi sedang menengadah menyebabkan kepala bayi tidak dapat masuk ke leher rahim. Ini bisa disebabkan karena ukuran kepala bayi lebih besar sehingga kepala bayi tidak dapat masuk ke tulang pinggul dan proses kelahirannya menjadi macet, Kadang bayi bergerak terus dari mulai di atas panggul, kemudian sampai pintu tengah panggul, kemudian paling bawah panggul. Biasanya paling banyak bayi macet lahir di pintu tengah panggul. Karena tempat tersebut yang paling sempit di antara atas dan bawah panggul. Kalau sudah lewat tengah, aman biasanya.

Hubungan intim saat hamil
Jadi apa manfaat hubungan intim dengan persalinan? Saat berhubungan intim, prostaglandin yang dikeluarkan sperma dapat mengakibatkan kontraksi guna membantu penekanan sehingga kepala bayi dapat masuk ke bagian bawah panggul. Ya membantu juga secara tidak langsung. Kadang-kadang bayi sudah 40 minggu di perut, hamil campur saja. Ya terjadi kontraksi, leher rahim menjadi lunak. Namun hubungan intim pada usia kehamilan tua tetap harus dilakukan dengan hatihati.

Waktu yang tepat
Menurut para pakar sex, waktu yang tepat untuk berhubungan intim sewaktu hamil yaitu setelah trimester pertama hingga usia 7 bulan. Pada waktu ini, ibu hamil sudah relaks dan lebih enakan. Pada trimester pertama kehamilan, sebaiknya Anda menunda hubungan intim terlebih dahulu. Pasalnya, hubungan intim di awal kehamilan mudah terjadi kontraksi. Ari-ari belum terbentuk sehingga dapat mengakibatkan keguguran bila tejadi kontraksi dahsyat.

Sedangkan pada usia kehamilan 7-9 bulan, frekuensi hubungan intim sebaiknya dikurangi sampai janin berusia 9 bulan karena sangat membahayakan janin. Pasalnya kontraksi bisa mengakibatkan pecah ketuban dan bayi dapat terinfeksi. Sementara bila bayi harus dilahirkan, paru-parunya belum matang. Waktu yang sangat membahayakan yaitu antara kehamilan usia 7-8 bulan.

Pada kehamilan berusia 9 bulan, bayi sudah siap untuk dilahirkan bila terjadi kontraksi sehingga air ketuban pecah. Pada saat itu paru-paru bayi sudah matang. Kalau bisa di atas 36 minggu, bila pecah ketuban, bayi lahir sudah aman dilahirkan karena telah mampu bernapas di luar tubuh ibu.

Posisi seks yang aman
Banyak orang menganggap seks saat hamil sangat berbahaya terhadap janin karena Mr P, orgasme atau ejakulasi dianggap dapat mencederai bayi. Sebenarnya tidaklah demikian. Hubungan intim dengan pasangan pada saat hamil apalagi menjelang persalinan harus dilakukan dengan sangat relaks.

Posisi yang baik dalam berhubungan intim saat hamil, yaitu posisi yang tidak menekan perut, yaitu posisi setengah duduk. Posisi ini tidak menekan perut. Atau dapat pula Anda mengambil posisi suami berlutut dengan satu lutut untuk menahan berat badannya. Atau gaya lainnya, Anda dapat mengangkat kedua kaki ke atas. Bagi Anda berjiwa petualangan, posisi "Dr. Ruth dan Dr. Amos" dapat Anda coba, agar Anda nyaman saat bercinta.

Posisi Dr. Ruth dan Dr, Amos, yaitu wanita hamil berbaring telentang, meletakkan salah satu kaki atau keduanya pada bangku. Ini akan memungkinkan istri untuk bergerak bebas dan sedikit memiringkan tubuhnya ke kiri dan kanan untuk menambah kenikmatan. Pasangannya berlutut atau berdiri di antara kakinya, yang memungkinkannya untuk dengan mudah mencumbu klitoris dengan jari tangan dan anggota tubuh lainnya. Ketika pria melakukan penetrasi, tidak akan ada tekanan pada perut istri dan mereka berdua dapat bergerak. Anda dapat mencoba dan memodifikasi posisi ini agar hubungan intim lebih menyenangkan dan nyaman.

Hubungan intim harus dilakukan dengan nyaman agar jangan sampai terjadi kontraksi yang dahsyat untuk menghindari pecah ketuban. Pasalnya, ketuban pecah dapat menyebabkan infeksi ke tubuh janin. Agar tidak terjadi infeksi makanya begitu pecah ketuban harus konsultasi ke dokter. Karena golden periodenya, 6 jam, kalau lebih dari 6 jam, harus dikasih antibiotik. Bila tidak maka akan semakin banyak kumannya.

Masalah lain yang harus diwaspadai adalah tali pusat akan terjepit diantara bayi dan rahim. Akibatnya dapat terjadi gawat janin. Bayi menjadi sesak dan kehabisan oskigen karena oksigen tidak dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Ada proses mengisap, sehingga bayi bisa menelan air ketuban ke paru-paru. Itu yang ditakutkan.

Selain itu, dalam situasi tertentu hubungan intim pada trimester kedua tidak diperbolehkan khususnya pada ibu hamil dengan plasenta previa, dimana plasenta menghalangi cervix, pelebaran cervix prematur, dan beresiko mengalami persalinan prematur

penyakit menular seksual



Zullyca andari
04 07 1787
E KP Vl


Penyakit Menular Seksual

PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual,
PMS adalah suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual baik melalui (oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Contohnya, baik HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seks tapi keduanya tidak terlalu menyerang alat kelamin.

Mengapa kita membutuhkan informasi tentang PMS?
Jika kita melakukan hubungan seksual dengan orang lain, walaupun hanya sekali, kita dapat terkena PMS.
Hubungan organ-organ reproduksi dengan PMS
Kebanyakan PMS membahayakan organ-organ reproduksi.
Pada wanita, PMS menghancurkan diding vagina atau leher rahim, biasanya tanpa tanda-tanda infeksi.
Pada pria, yang terinfeksi lebih dulu adalah saluran air kencing. Jika PMS tidak diobati dapat menyebabkan keluarnya cairan yang tidak normal dari penis dan berakibat sakit pada waktu buang air kecil. PMS yang tidak diobati dapat mempengaruhi organ-organ reproduksi bagian dalam dan menyebabkan kemandulan baik pada pria atau wanita.


Bagian tubuh yang dapat terpengaruh PMS
Pada wanita:
Saluran indung telur
Indung telur
rahim
kandung kencing
leher rahim
vagina
saluran kencing
anus
Pada pria:
kandung kencing
vas deferens
prostat
penis
epididymis
testicle
saluran kencing
kantung zakar
seminal vesicle
anus
Bahaya PMS
Beberapa bahaya PMS, antara lain :
Kebanyakan PMS dapat menyebabkan kita sakit
Beberapa PMS dapat menyebabkan kemandulan
Beberapa PMS dapat menyebabkan keguguran
PMS dapat menyebabkan kanker leher rahim
Beberapa PMS dapat merusak penglihatan, otak dan hati
PMS dapat menular kepada bayi
PMS dapat menyebabkan kita rentan terhadap HIV/AIDS
Beberapa PMS ada yang tidak bisa disembuhkan
Beberapa PMS seperti halnya HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat menyebabkan kematian.
Tipe-tipe PMS
Ada banyak jenis PMS. Yang paling umum dan paling penting untuk diperhatikan adalah:
Gonore
Klamidia
Herpes Kelamin
Sifilis
Hepatitis B
HIV/AIDS
Pada saat ini, klamidia lebih banyak diperhatikan. Seperti halnya gonore, klamidia dapat menyebabkan kemandulan. Herpes menyebabkan gejala-gejala yang bisa muncul dan hilang seumur hidup. Sifilis dapat menyebabkan kerusakan yang berat jika tidak diobati. Sementara AIDS, yang disebabkan oleh HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh, membuat orang sakit dan bahkan meninggal.
Apakah PMS dapat disembuhkan?
Tidak semua PMS dapat disembuhkan. PMS yang disebabkan oleh virus, seperti HIV/AIDS, herpes kelamin dan Hepatitis B adalah contoh PMS yang tidak dapat disembuhkan. HIV/AIDS merupakan yang paling berbahaya. HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang memiliki peranan paling penting dalam melawan penyakit. Banyak orang meninggal karena AIDS disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh mereka tidak dapat melawan infeksi.
Herpes kelamin memiliki gejala yang muncul-hilang dan bisa terasa sangat sakit jika penyakit tsb sedang aktif. Pada herpes, obat-obatan hanya bisa digunakan untuk mengobati gejala saja, tapi virus yang menyebabkan herpes tetap hidup di dalam tubuh selamanya.
Apakah setiap PMS memiliki gejala?
Tidak!!!!
Terkadang, PMS tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga kita tidak tahu kalau kita sudah terinfeksi. PMS dapat bersifat asymptomatic (tidak memiliki gejala) baik pada pria atau wanita. Beberapa PMS baru menunjukkan tanda-tanda dan gejala berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi.
Pada wanita, PMS bahkan tidak dapat terdeteksi. Walaupun seseorang tidak menunjukkan gejala-gejala terinfeksi PMS, dan tidak mengetahui bahwa mereka terkena PMS, mereka tetap bisa menulari orang lain.
Orang yang terinfeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala setelah bertahun-tahun terinfeksi. Tidak seorangpun dapat menentukan apakah betul atau tidak seseorang terinfeksi hanya berdasarkan penampilannya saja. Walaupun orang tsb mungkin terlihat sehat, mereka masih bisa menularkan HIV kepada orang lain. Kadang, orang yang sudah terinfeksi HIV tidak sadar bahwa mereka mengidap virus tsb, karena mereka merasa sehat dan bisa tetap aktif. Hanya tes laboratorium yang dapat menunjukkan seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak.
Apa gejala PMS yang paling umum?
PMS kadang tidak memiliki gejala. Gejala yang mungkin muncul termasuk:
Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin
Kemerahan di sekitar alat kelamin
Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar
Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi
Bercak darah setelah hubungan seksual
Berikut tabel gejala umum PMS
Gejala
Perempuan
Laki-laki
Luka
Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin
Cairan tidak normal
Cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan, kehijauan, berbau atau berlendir. Duhtubuh bisa juga keluar dari anus.
Cairan bening atau berwarna berasal dari pembukaan kepala penis atau anus.
Sakit pada saat bunag air kecil
PMS pada wanita biasanya tidak menyebabkan sakit atau burning urination
Rasa terbakar atau rasa sakit selama atau setelah urination terkadang diikuti dengan duhtubuh dari penis
Perubahan warna kulit
terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bias menyebar ke seluruh bagian tubuh
Tonjolan seperti jengger ayam
Tumbuh tomjolan seperti jengger ayam di sekitar alat kelamin
Sakit pada bagian bawah perut
Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium)
Kemerahan
Kemerahan pada sekitar alat kelamin, atau diantara kaki
Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong zakar
Gejala lain dari HIV/AIDS
Demam
Keringat malam
Sakit kepala
Kemerahan di ketiak, paha atau leher
Mencret yang terus menerus
Penurunan berat badan secara cepat
Batuk, dengan atau tanpa darah
Bintik ungu kebiruan pada kulit

Walaupun seseorang mungkin mengalami beberapa dari gejala-gejala tersebut, diperhatikan bahwa penyakit yang lain juga dapat menyebabkan gejala-gejala ini. Jika muncul gejala-gejala tersebut, lebih baik dikonsultasikan dengan dokter secepatnya.
Bagaimana bisa terinfeksi PMS?
Kebanyakan PMS didapat dari hubungan seks yang tidak aman. Yang dimaksud dengan seks yang tidak aman, adalah:
Melakukan hubungan seksual lewat vagina tanpa kondom (penis di dalam vagina)
Melakukan hubungan seksual lewat anus tanpa kondom (penis di dalam anus)
Hubugan seksual lewat oral atau karaoke (penis di dalam mulut tanpa kondom atau mulut menyentuh alat kelamin wanita)
Adakah cara lain orang dapat tertular PMS?
Cara lain seseorang dapat tertular PMS juga melalui:
Darah
Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama, atau benda tajam lainnya ke bagian tubuh untuk menggunakan obat atau membuat tato.
Ibu hamil kepada bayinya
Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran. Setelah lahir, HIV bisa menular melalui menyusui.
Jadi Selain cara di atas, PMS tidak menular?
Ya.
PMS tidak menular melalui:
Duduk bersebelahan dengan penderita PMS
Penggunaan toilet bersama penderita
Bekerja terlalu keras
Menggunakan kolam renang umum, pemandian air panas atau sauna bersama
Berjabatan tangan dengan penderita
Bersin-bersin
Keringat
PMS sering ditemukan pada cairan seksual (cairan vagina dan sperma) dan darah. PMS ditularkan saat cairan seksual dari orang yang terinfeksi memasuki tubuh orang lain.
Perempuan lebih berisiko tertular PMS dari pada pria
Perempuan lebih rentan tertular PMS dibandingkan dengan laki-laki. Alasan utamanya adalah:
Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar oleh cairan sperma. Jika sperma terinfeksi oleh PMS, maka perempuan tsb pun bisa terinfeksi
Jika perempuan terinfeksi PMS, dia tidak selalu menunjukkan gejala. Tidak munculnya gejala dapat menyebabkan infeksi meluas dan menimbulkan komplikasi
Banyak orang -- khususnya perempuan dan remaja -- enggan untuk mencari pengobatan karena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat tahu mereka menderita PMS.
Akibat buruk PMS bagi seseorang
Jika dibiarkan saja tanpa ditangani, PMS dapat menghancurkan orang yang terinfeksi, seperti:
Kemandulan baik pria atau wanita
Kanker leher rahim pada wanita
Kehamilan di luar rahim
Infeksi yang menyebar
Bayi lahir dengan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir sebelum cukup umur, berat badan lahir rendah, atau terinfeksi PMS
Infeksi HIV

aSkep PeRitonitis

Rukmini Rahim
04.06.1536
E /KP / VI


BAB I
Landasan Teori

1. PENGERTIAN
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum yang merupakan pembungkus visera dalam rongga perut. Peritonitis adalah sautu respon inflamasi atau supuratif dari peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri.peritoneum adalah mesoderm lamina kateralis yang bersifat epitelleal. Pada permulaa, mesoderm merupakan dinding dari seprang rongga yaitu coelom. Diantara kedua rongga terdapat entoderm yang merupakan dinding enteron. Enteron di daerah abdomen menjadi usus. Kedua rongga terdapat entoderm. Dorsal dan ventral usus saling mendekat, sehingag medodern tersebut kemudian menajdi petironium. Lapisan peritoneum dibagi menajdi 3 yaitu :
1. Lemabran yang menutupi dinding usus, disebut lamina virceralis (tunika serosa).
2. Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut lamina parietalis
3. Lembaran yang menhubungkan lamma visceralis dan lamina parietalis.

2. GEJALA-GEJALA PERITONITIS
Relatif sama dengan infeksi berat (airnya, yakni demam tinggi atau pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia, takkikardi, dehidrasi hingag menjadi hipotensi, nyeri abdomen yang hebat biasanya memiliki punctum maximum di tempat tertentu sebagai infeks. Dinding perut akan terasa tegang , nyeri perut, demam dan gangguna pergerakan / motifitas usus. Gejala klinis lainnya yang dapat ditemukan misalnya gangguan fungsi hati (hepatitik ensefalopati) atau gangguan fungsi ginjal. Nyeri abdomen mual, munta, diare nyeri tekanan abdomen yang difusi, dan berkurangnya bisung usus, lemah tidak mampu defekasi dan flantus, anoraksia, haus, pernafasan dangkal.


3. PATOGENESIS
Patogenesis dari BBS belum selengkapnya diketahui. Infeksi terjadi melalui jalur hematogen dan 90% terdiri dari monomicrobial, permiabilitas usus penderita siroris hati terganggua sehingga dapat ditembus oleh kuman-kuman yang berada di dalam usus (terjadi translokasi kuman). Hal ini juga dapat disebabkan oleh pendarahan saluran cerna bagian atas, kuman-kuman tersebut masuk dan bersarang di kelenjar getah bening usus. Untuk selanjutnya masuk ke peredarahan darah sitemik melalui sistem limfatik. Pertahanan tubuh terganggu karena adanya intrahepatic shunting, dan fungsi retikuloendotalal juga menurun, maka terjadilah bakterimia. Cairan asites merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman, seh8ingga ketidak sempurnaan mekanisme opsonisasi didalam cairan asites menyebabkan opsonisasi terhadap kuman tidak efektif / terganggu akhirnya kuman-kuman tersebut tidak dapat dipargositosis oleh sel-sel PMN. Aktivitas opsonisasi didalam cairan aistes berhubungan dengan kadar protein didalamnya, sehingga lebih mungkin terjadi bila kadar protein cairan asitas kurang dari 1 gram per dl.

4. DIAGNOSIS
Diagnosis dari peritonitis dapat ditegakkan dengan adanya gambaran klinis, pemeriksaan laboratorium dan X-ray.
a. Gambaran Klinis
Gambaran klinisnya tergantung pada luas peritonitis, berat peritonitis dan jensi organisme yang bertanggung jawab. Peritonitis dapat lokal, menyebar, atau umum. Gambaran klinis yang biasa terjadi pada peritonitis bacterial primer yaitu adanya nyeri abdomen, demam, nyeri lepas tekan dan bising usus yang menurun atau menghilang. Sedangkan gambaran klinis pada peritonitis bacterial sekunder yaitu adanya nyeri abdominal yang akut. Nyeri ini tiba-tiba, hebat dan penderita perforasi (misal perforasiu ulkus), nyerinya menjadi menyebar keseluruh bagian abdomen. Pada keadaan lain (misal apendisitis), nyerinya mula-mula dikeranekan penyebab utamanya, dan kemudian menyebar sevara gradual dari fokus infeksi. Selain nyeri, pasien biasanya menunjukkan gejala an tanda lain yaitu nausea, vomitus, syok ((hipovelemik, septic dan neurogenik), demam, distensi abdominal, nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus atau umum, dan secara klasik biasing usus melemah atau menghilang. Gambaran klinis untuk peritonitis non bacterial akut sama dengan peritonitis bacterial, 1,3 peritonitis bacterial kronik (tuberculous) memberikan gambaran klinis adanya keringat malam, kelemahan, penurunan berat badan, dan distensi abdominal, sedang peritonitis granulomatosa menunjukkan gambaran klinis nyeri abdomen yang hebat, demam dan adanya tanda-tanda peritonitis lain yang muncul 2 minggu pasca bedah 3.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium di temukan adanya lekositotis, hemtokrit yang meningkat dan asidosis metabolic. Pada peritonitis tuberculosa cairan peritoneal mengandung banyak protein (lebih dari 3 gram / 100 ml) banyak limfosit, basil tuberkel di identifiaksi dengan kultur, Bisposi peritoneum per kutan atau secara laparoskopi memperlihatkan granuloma tuberkuloma yang khas, dan merupakan dasar iagnosa sebelum hasil pembiakan di dapat 3.
c. Pemeriksaan X-Ray
Ileus merupakan pnemuan yang tidak khas pada peritonitis, usus halus dan usus besar berdilatasi. Udara bebas dapat terlihat pada kasus-kasus perforasi 3.

5. PATOFISIOLOGI
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa. Kantong-kantong nanah (abses) terbentuk diantara perlekatan fibrinosa, yang menempel menajdi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat menetap sebagai pita-pita fibrosa, yang dapat mengakibatkan obstuksi usus.
Peradangan menimbulkan akumulasi kalium karena kapiler dan membran mengalami kebocoran. Jika deficit cairan t5idak dikoreski secara cepat dan agresif maka dapat menimbulkan kematian sel pelepasan dan berbagai mediator, seperti misalnya interleukin, dapat memulia respon hiperinflamatorius, sehingga membawa ke perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ. Karena tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal, produk buangan juga ikut menumpuk. Takikardi awalnya meningkatkan curah jantung, tapi ini segera gagal begitu terjadi hipolemia. Organ-organ di dalam cavum peritoneum termasuk dinding abdomen mengalami oedem. Oedem disebabkan oleh permeabilitas pembuluh darah kapiler organ-organ tersebut meninggal. Pengumpulan cairan di dalam rongga peritoneum dan lumen-lumen usus serta oedem seluruh organ intra peritoneal dan oedem dinding abdomen termasuk jaringan retroperitoneal menyebabkan hipolemia bertambah dengan adanya kenaikan suhu, masukan yang tidak ada serta muntah. Terjebaknya cairan di cavum peritoneum dan lumen usus, lebih lanjut meningkat tekanan intra abdomen, membuat usaha pernapasan penuh menjadi sulit dan menimbulkan penurunan perfusi. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila infeksi menyebar, dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan peritonitis umum / aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, ususkemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit hilang kea lam lumen usus, mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi dan oliguria. Perlekatan dapat terbentuk antara lengkung-lengkung usus yang meregang dan dapat mengganggu pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan okstruksi usus.
Sumbatan yang lama pada usus atau obstruksi usus dapat menimbulkan ileus karena adanya gangguan mekanik (sumbatan) maka terjadi peningkatan peristaltik usus sebagai usaha untuk mengatasi hambatan. Ilues ini dapat berupa ileus sederhana yaitu obstruksi usus yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah dan dapat bersifat total atau parsial, pada ileus strangulasi obstruksi disertai terjepitnya pembuluh arah sehingga terjadi iskemi yang akan berakhir dengan hekrosis atau ganggren dan akhirnya terjadi perforasi usus dank arena penyebaran bakteri pada rongga abdomen sehingga dapat terjadi peritonitis. Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan lumen-lumen Typhi yang masuk tubuh manusia melalui mulut dari makan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung, sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid plague penyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertropi di tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi, perforasi ileum pada penderita yang demam selama kurang lebih 2 minggu yang disertai nyeri kepala, batuk dan malaise yang disusul oleh nyeri perut, nyeri tekan, defans muskulen, dan keadaan umum yang merosot karena toksemia. Perforasi tukak peptic khas di tandai oleh perangsangan perifoniam yang mulai di epigastrium dan meluas ke seluruh peritoneum akibat peritonitias generalisata. Perforasi lambung dan duodenum bagi8an depan menyebabkan peritonitias akuta penderita yang mengalami perforasi ini tampak kesakitan hebat seperti di tikam di perut. Nyeri ini timbul mendadat terutama dirasakan di daerah epigastrium karena rangsangan peritoneum oleh asam lambung, empedu dan atau enzim pankreas. Kemudian menyebar keseluruh perut menimbulkan nyeri seluruh perut pada awal perforasi, belum ada infeksi bacteria, kadang fase ini disebut fase peritonitis kimia, adanya nyeri di bahu menunjukkan rangsangan peritoneum berupa mengeceran zat asam garam yang merangsang, ini akan mengurangi keluhan untuk sementara sampai kemudian terjadi peritonitis bacteria.
Pada apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendisiles oleh hiperplasi folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis dan neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang di porudksi mukosa mengalami bendungan, makin lama mucus tersebuts makin banyak, namun elastititas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan oedem, diapedesis, bakteri, Mukosa dan obstruksi vena sehingga udem bertambah kemudian aliran bakteri terganggu akan terjadi infarsk dinding apendiks yang diikuti dengan nekrosis atau gangguan dinding apendiks yang diikuti dengan nekrosis atau gangguan dinding apendiks sehingag menimbulkan perforasi dan akhirnya mengakibatkan peritonitis baik lokal maupun general.
Pada trauma abdomen baik trauma tembus abdomen dan trauma tumpul abdomen dapaty mengakibatkan peritonitis sampai dengan sepsis bila mengenai organ yang berongga intra peritoneal. Rangsangan peritoneal yang timbul sesuai dengan isi dari organ berongga tersebut, mulai dari gaster yang bersifat kimia sampai dengan kolon yang berisi feses. Rangsangan kimia onsernya paling cepat dan feses paling lambat. Bila perforasi terjadi dibagian atas misalnya di daerah lambung maka akan terjadi perangsangan segera sesudah trauma dan akan terjadi gejala peritonitis hebat sedangkan bila bagian bawah kolon mula-mula tidak terjadi gejala karena mikroorganisme membutuhkan waktu untuk berkembangan biak baru setelah 24 jam timbul gejala akut abdomen, karena perangsangan peritoneum.

TERAPI PROFILAKSIS
Terapi profilaksis adalah terapi yang diberikan kepada penderita sirosis hati yang mempunyai risiko terjadinya peritonitis bakteri spontan, dan yang pernah mengalami peritonitis bacterial spontan. Tujuan diberikannya terapi profilaksis antibiotika adalah menurunkan insidens PBS, sehingga akan menurunkan angka kematian serta menghemat biaya perawatan di rumah sakit bila terjadi komplikasi PBS.
Prinsip umum terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang menghilang secara intervena, pemberian anti biotika yang sesuai, dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nosogenetik dan intestinal, pembuangna fokus septic (apendiks dsb) atau penyebab radang lainnya, bila mungkin menyalurkan nanah keluar dan tindakan-tindakan menghilangkna nyeri. Resusitasi hebat dengan larutan saline isotonic adalah penting. Pengembalian volume intravaskuler memperbaiki fungsi jaringan dan pengantaran oksigen, nutrisi, dan mekanisme pertahanan. Keluaran urin tekana vena sentral dan tekanan darah harus dipantau untuk menilai keadekuatan resusitasi.

Post Op
Pada penyakit peritonitis ini sebelum dilakukan laparatomi : terlebih dahulu dilakukan tindakan :
- Mencuci ruang peritoneum sebelum penutupan.
- Pemasangan lapasi peritoneum, tindakan ini harus dilakukan bersama dengan kemoterapi sistemik dan penanganan luka sebaik-baiknya.
- Untuk lapasi peritoneum dianjurkan berbagai macam larutan anstiseptik dan antibiotic.
- Lapasi peritoneum dilakukan dengan memasang kateter dralisis peritoneum subum bilikal atau suprapublik pada saat pembedahan. Lewat kateter ini dimasukkkan 1 liter larutan garam 0,9% yang mengandung antibiotik dengan interval yang teratur. Lapasi diteruskan sampai cairan yang kembali bebas dari sel nanah dan organisme pada sediaan apus langsung biasanya 3-4 hari.

Past Op
Setelah dilakukan operasi laparatomi, kemudian di lakukan penutupan irisan vertical transpektus. Yaitu dengan jarum menggeser aspek lateral perut yang teriris dari rektus, benang-benang di kencangkam , meliputi serabut-serabut medial yang di denarkasi.
- Di lakukan tindakan penyembuhan dengan menberikan obat antibiotik untuk proses penyembuhan.
- Di lakukan tindakan terapi tubuh/badan untuk proses penyembuhan.





BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T
DENGAN PERITONITIS
DI BANGSAL

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal……bulan……….tahun…….. pukul……….di bangsal ……….
I. BIODATA
a. Biodata Klien
Nama : Ny. T
TTL : ….
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : ……….
Agama : ……….
Suku :……..,.
Pendidikan : ……....
No. Cm : ……..
b. Biodata Penangung Jawab
Nama : Tn R.
TTL : ….
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : ……….
Agama : ……….
Suku :……..,.
Pendidikan : ……....
Hubungan dgn Klien :


II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien merasa nyeri di bagian perut.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke rumah sakit..dengan keluhan nyeri di bagian perut, badan terasa panas dan sering mual-mual.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah menderita kista ovarium.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien pernah menderita kista ovarium
e. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Ibu klien
: Klien


f. Riwayat Kesehatan Lingkungan

III. POLA FUNGSI KESEHATAN
a.Persepsi terhadap kesehatan
b.Pola aktivitas latihan
Karena menderita penyakit tersebut, klien dalam beraktivitas di Bantu oleh orang lain di antaranya mandi, berpakaian/berdandan, eliminasi, mobilisasi di tempat tidur, pindah, ambulans, dan makan.
c.Pola istirahat tidur
Klien tidur sering terbangun akibat adanya nyeri pada perut.
d.Pola nutrisi metabolic
Nafsu makan klien menurun karena sering mual-mual dan muntah.
e.Pola Eliminasi
Klien BAB encer.
Klien BAK mengalami oliguri.
f.Pola Kognitif Perseptual
Status mental klien composmentis, bicara dan pendengaran normal.
g.Pola Konsep Diri
Selama sakit klien tidak dapat melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga.
h.Pola Koping
Klien takut terhadap kekerasan pandangan klien terhadap masa depan cukup optmimis.
i.Pola Seksual Reproduksi
Klien tidak mempunyai masalah dalam menstruasi, klien tidak pernah melakukan perawatan.
j.Pola Peran Hubungan
Klien sudah menikah, klien mendapat dukungan keluarga selama sakit dan dukungan dari yeman juga sangat baik.
k.Pola nilai dan Kepercayaan
Tidaka a larangan agama yang berhubungan dengan penyakitnya sekarang.

IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tadna Vital :
Ø Suhu : lebih dari 300C
Ø Nadi : lebih dari 100 x / menit
Ø TD : - Sistol kurang dari 100 mmHg
- Diastol kurang dari 60 mmHg
Ø Pernapasan : lebih dari 24 x /menit
Ø TB :
Ø BB :

b. Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis, kesan umum baik, wajah cukup baik, cara bicara pelan dan lemah.
c. Kulit, Rambut, Kuku
Warna kulit normal, terdapat lesi post op di perut kuku putih kemerahan, turgor kulit jelek.
d. Kepala
Simetris, tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada massa,
e. Mata
Mata bersih tidak secret, konjungtiva pucat, pupil isikor / sclera putih.
f. Telinga
Daun telinga simetris, membran timpani utuh, tidaka da nyeri tekan, cukup bersih tidak ada secret.
g. Hidung
Simetris, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada masa.

h. Mulut
Gigi tampak kotor, mulut bau, tidak ada stomatitis tidak aa nyeri tekan dan tidak ada masa, mukosa kering.
i. Leher
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada masa, tidak aa pembesarana tiroid.
j. Dada
Simetris, tidak ada nyeri tekan dan masa.
k. Abdomen
Bentuk simetrism, ada nyeri tekan, terdapat luka post op.
l. Ekstrmitas atas bawah
- Terpasang infus pada tangan kanan
- Kekuatan otot lemah

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data Fokus
a. Data obyektif :
1. TTV = Nadi = lebih dari 100 x / menit
RR = lebih ari 24 x / menit
Suhu = lebih dari 370C
TD = Sistol kurang dari 100 mmHg
Diastol kurang dari 60 mmHg
2. Klien mengalami penurunan nafsum kana
3. Klien sering merasa mual
4. Terdapat radang abdomen
5. Terdapat luka post op pada abdomen
6. Klien sering muntah
7. Semua aktivitas klien dibantu orang lain.
8. Pasien BAB encer
9. Mukosa bibir kering
10. Turhor kulit jelek
11. Tidur kelien sering terganggu
12. Klien sering haus.
13. Konjungtiva pucat
14. klien kondisi tubuhnya lemah.

2. Analisis Data

DO : - TTV = *) Nadi > 100 x /menit
*) RR > 24 x / menit
*) Suhu > 370C
*) TD= - Sistol <100 mmHg
- Diastol <100 mmHg
- Terdapat raang abdomen
- Terdapat luka post-op pad abdomen
DS = -

DO = - Suhu > 370C
- Klien sering haus
- Mukosa bibir kering
DS = -

DO = terdapat luka post op pada abdomen
DS = -

Do = - Klien mengalami penurunan
Nafsu makan
- Klien sering muntah
- Klien sering mual
- Terdapat radang abdomen
- konjungtiva pucat
DS = -
DO = - Klien sering haus
- Turgor kulit jelek
- Suhu > 370C
- Membran mucosa kering
- Klien sering muntah
- Klien BAB encer

DS = -

DO = - Tidur klien sering terganggu
- Terdapat luka post-op

DS = -

DO = - Semua aktivitas klien dibantu orang
lain
- Klien kondisi tubuhnya lemah Agen cidera biologi


Dehidrasi
Faktor mekanik
Tidak mampu memasukkan, mencerna dan mengabsorpsi makanan karena factor biologi

Kehilangan volume cairan akti
Nyeri

Kelemahan secara menyeluruh
Nyeri akut
Hyperthermi
Kerusakan integritas kulit
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kurang volume caira
Gangguan pola tidur
Imobilitas

Diagnosa Keperawatan dan prioritas masalah :
1.Nyeri akut b/d agen cidera biologi
2.Hyperthemi b/d dehirasi
3.Kerusakan integritas kulit b/d factor mekanik
4.Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan memasukkan mencerna dan mengasorbsi makanan karena factor biologi
5.Kurang volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif
6.Gangguan pola tidur b/d nyeri
7.Imobilitas b/d kelemahan secara menyeluruh

C. INTERVENSI

Waktu No. Dx Tujuan / NOC Intervensi / NIC
Tgl…….
Jam …..

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x24 jam diharapkan klien dapat :
-Mengenali factor penyebab
-Menggunakan metode pencegahan
-Menggunakan pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri
-Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x jam diharapkan klien dapat :
-Suhu tubuh dalam rentang normal
-Nadi dan RR dalam rentang normal
-Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….. x 24 jam diharapkan :
-Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sen sasi, elastisitas, tempera tur, hidrasi, pigmentasi).
-Tidak ada luka / lesi pada kulit.
-Perfusi jaringan baik.
-Menunjukkan pemaha man dalam proses per baikan kulit dan mence gah terjadinya cedera berulang.
-Mampu melindungi kulit dan mempertahankan ke lembapan kulit dan perawatan alami.

4 Setelah dilakukan tinda kan keperawatan selama ……. x 24 jam diharap kan keadaan klien bagus dalam :
-Stamina
-Tenaga
-Kekuatan menggeng gam
-Penyembuhan jaringan
-Daya tahan tubuh

5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ……… x 24 jam diharapkan :
-Tekanan darah dbn
-Keseimbangan intake dan output 24 jam
-Tidak haus berlebihan
-Membran mukosa lem bab
-Kelembaban kulit dbn

6 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ……… x 24 jam diharapkan :
-Klien dapat tidur dengan nyenyak
-Klien tidur dengan nyaman

7 Setelah dilakukan tinda kan keperawatan selama ……... x 24 jam diharap kan :
-Istirahat dan aktivi tas sumbang
-Tidur siang
-Mengetahui keterba tasan energinya.
-Menggunakan teknik konse rvasi energi
-Mengubah gaya hidup sesuai dengan tingkat energi

NOC

-Kaji suara komprehensif tentang nyeri meliputi : lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas / beratnya nyeri, dan factor-faktor presitipasi
-Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekpresikan nyeri
-Kaji latar belakang budaya pasien
-Berikan analgetik sesuai dengan anjuran
-Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri

1
-Monitor suhu sesering mungkin
-Monitor IWL
-Monitor warna dan suhu kulit
-Monitor tekanan darah, nadi dan RR
-Berikan antipiretik

2
-Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
-Hindari kerutan pada tempat tidur.
-Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
-Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.
-Monitor kulit akan adanya kemerahan.

3
-Kaji adanya alergi makanan.
-Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.
-Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c.
-Berikan substansi gula.
-Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

4
-Pertahankan intake dan out put yang akurat.
-Monitor status hidrasi (membrane mucosa) yang adekuat.
-MoniTor vital sign.
-Monitor status nutrisi.
-Monitor intake dan output.

5
-Anjurkan klien untuk mengatur posisi senyaman mungkin.
-Kaji faktor-faktor yang menganggu tidur klien.
-Kaji kebiasaan klien sebelum tidur.
-Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat penenang.

6
-Menentukan penyebab tole ransi aktifitas (fisik, psikolo gis atau motivasional).
-Berikan periode aktivitas selama beraktivitas.
-Monitor dan catat kemam puan untuk mentoleransi aktifitas.
-Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sum ber-sumber energi.
-Ajarkan pada klien bagaimana menggunakan teknik mengontrol perna pasan ketika beraktifitas


BAB III
PENUTUP


Dari penyusunan makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa peritonitis adalah kumpulan dan gejala diantaranya nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi depans maskuler dan tanda-tanda umum inflansi.
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan sekitar peritonitis / semoga bisa berguna bagi kita semua.
Tentu kami sadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu apabila dalam penyajian makalah ini ada yang kurang jelas mohon memakluminya, karena kami masih dalam pembelajaran.
Terima kasih dan semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

·E. Marilyn. Dongeos. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC : Jakarta.
·Santosa. Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Habib Bilal : Prima Medika.
·Andra. 2006. Peritonitis. Jakarta.
·Bulecheck, Gloria M. 1996. Diagnosa Keperawatan Nanda Nic – Noc. Mosby, USA