STROKE
A. DEFINISI
Stroke (Penyakit Serebrovaskuler) adalah kematian jaringan otak (Infark Serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen keotak.Stroke adalah terjadinya kerusakan pada jaringan yang di sebabkan berkurangnya aliran darah ke otak/ retaknya pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak dengan berbagai sebab yang di tandai dengan kelumpuhan sensorik atau motorik tubuh sampai dengan terjadi penurunan kesadaran. Otak adalah organ manusia yang sangat komplek dan setiap areanya mempunyai fungsi yang sangat spesifik, spektakuler, dan sangat spesial yang merupakan kumpulang syaraf yang sangat menakjubkan dan bertanggung jawab terhadap semua sinyal dan sensasiyang membuat manusia dapat berfikir, bergerak, dan bereaksi. Untuk dapat menjalankan fungsinya, otak memerlukan sejumlah besar enrgi untuk menjaga agar selalu dapat bekerja, yang di peroleh dari darah yang di sirkulasikan dari jantung melalui pembuluh darah arteri menuju otak, dan area lainnya dari tubuh yang membawa suplai oksigen dan nutrisi secara terus menerusdan kontinyu. Hal ini di sebabkan karena otak merupakan organ tubuh yang tidak dapat menyimpan energi.
Stroke merupakan penyebab kematian kedua dan menyebabkan kecacatan utama di dunia. Biasanya struk menyerang orang yang telah berusia 50 tahun. Tetapi saat ini stroke tidak hanya menyerang kaum lanjut usia (lansia), generasi mudapun masih banyak yang terserang penyakit bahkan di usia kurang dari 50 tahun.Data menunjukan setiap tahunnyan stroke menyerang sekitar 15 juta orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, lebih kurang lima juta orang telah mengalami strike. Sementara di Inggris, terdapat 250 ribu orang hidup dengan kecacatan karena stroke. Di Asia, khususnya di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan 500 ribu orang mengalami serangan stroke. Dari jumlah itu sekitar 2,5 % diantaranya meninggal dunia. Sementara sisanya mengalami cacat ringan maupun berat.
B. PENYEBAB
1. Stroke Hemoragik (Hemorragic Stroke)
Stroke jenis ini di sebabkan oleh pendarahan yang terjadi didalam dan di sekeliling otak. Pendarahan yang berlaku diantara otak dan tengkorak dikenali sebagai pendarahan subaraknoid (subaraknoid Hemorrhage). Ia biasanya di sebabkan oleh aneurisma (aneurysm) yang pecah, malformasi arteriovena (arteriovenous malformation) dan juga kecederaan di kepala. Pendarahan di dalam tisu otak dikenali sebagai pendarahan intra serebrum (intracerebral Hemorrhage) dan ini berpuncak dari tekanan darah tinggi.Anurisma ialah suatu keadaan dimana didinding arteri menjadi lemah, menyebabkan ia anjal dan mengembang. Pada lazimnya ia berlaku di cabang- cabang arteri.Hipertensi atau tekanan darah tinggi ialah peningkatan tekanan darah yang menyebabkan arteri- arteri yang lebih kecil dalam otak pecah. Darah yang terbebas dalam tisu otak akan menekan arteriol- arteriol yang berhampiran yang menyebabkan ia pecah dan membawa pendarahan yang lebih banyak. Tekanan darah tinggi juga boleh menyebabkan infak kecil (miniatur infarct) yang hampir menyerupai stroke, tetapi pada tahap yang lebih kecil.
Malformasi arteriovena (arteriovenous malformation, AVM) ialah satu ke abnormalan pada pembuluh darah dimana arteri tersambung terus dengan vena tanpa melalui jaringan kapilari terlebih dahulu. Tekanan dari darah yang melalui arteri menjadi terlalu tinggi untuk di terima oleh vena dan ini menyebabkan lainnya mengembang. Pengembangan ini mampu menyebabkan vena itu pecah dan berdarah.
Pembuluh darah otak menyempit akibatnya, suatu saat darah tidak lagi melewatinya (buntu). Kedua, bisa jadi karena adanya ”kotoran” (emboli) dari tempat lain, biasanya dari jantung yang ketika tiba di pembuluh darah otak yang berdiameter paling kecil akan menyumbat pembuluh darah otak tersebut. Akibatnya, bagian otak yang di perdarahi tidak mendapat makanan (oksigen dan glukosa) yang cukup sehingga bagian otak tersebut akan mati (infart cerebri).
Pemicu stroke hemoragik adalah pembengkakkan di salah satu pembuluh darah yang lemah. Kelemahan itu bisa di sebabkan faktor bertambahnya usia, keturunan, dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Meski kasusnya lebih sedikit di banding stroke iskemik, hemoragik serinh menyebabkan kematian. Biasanya sekitar 50% kasus stroke hemoragik akan berujung kematian, sedangkan pada stroke iskemik hanya 20%.
2. Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk didalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasiatrium).
Embolik lemak jaringan menyebabkan jantung :
Embolik lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan kedalam aliran darah dan akhirnya bergabung didalam sebuah arteri.Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan menyempitnya pembuluh darah yang menuju keotak. Obat- obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darahdi otak dan menyebabkan stroke. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalaami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.Ada beberapa tipe stroke yaitu :
Trombotic Stroke, terjadi bila ada bekuan darah (thrombus) yang terbentuk didalam arteri dan menghambat aliran darah ke otak.
Embolik Stroke, terjadi bila ada sebuah bekuan darah atau sebagian dari plaque, yang terbentuk dalam pembuluh darah lain di tubuh, kemudian terpecah dan mengalir ke pembuluh darah otak. Pecahan ini yang akhirnya menyumbat sebuah arteri didalam otak.
Lacumar Stroke, disebabkan adanya blokade atau sumbatan pada beberapa pembuluh darah kecil didalam otak.
Cerebral Hemorrhage, terjadi bila arteri didalam otak pecah yang menyebabkan sel darah keluar dari pembuluh darah. Stroke jenis ini tidak di tandai dengan gejala awal (terjadi secara tiba tiba). Biasanya terjadi akibat dari tekanan darah yang tinggi, dapat juga terjadi karena adanya kelainan bawaan pada pembuluh darah.
C. PATOFISIOLOGI
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja didalam arteri-arteri yang membentuk sirkulus Willisi : arteria karotis interna dan sistem vertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah kejaringan otak terputus slama 15-20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi disuatu arteria tidak selalu menyebabkan infark didaerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasanya adalah mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai kedaerah terseut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi didalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa :
1) Keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada areterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh, atau peradangan.
2) Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah.
3) Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasala dari jantung atau pembuluh ekstrkrnium.
4) Ruptur vaskular didalam jaringan otak atau ruang subarakhnoid.
D. TANDA DAN GEJALA
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Stroke bisa bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution). Belakangan, stroke tidak hanya menyerang orang yang sering atau sedang sakit, tapi bisa juga dialami oleh mereka yang secara fisik tampak sehat. Bahkan, orang yang rajin berolahragapun bisa mengalaminya. Itu antara lain, akibat mutu stres yang makin tinggi dan dampak sarana hidup yang kian modern. Usaha mengenali tanda- tanda stroke atau gejala stroke sangat penting untuk memastikan penderita mendapat perawatan lebih cepat dan lebih tepat, sekaligus menghindari kefatalan. Berikut ini beberapa gejala stroke :
1. Stroke sementara (sembuh dalam beberapa menit/ jam) :
tiba- tiba sakit kepala
Pusing, bingung
Penglihatan kabur atau kehilangan ketajaman.ini bisa terjadi pada satu atau dua mata.
Kehilagan keseimbangan.
Ras kebal atau kesemutan pada sisi tubuh.
2. Stroke ringan (sembuh dalam beberapa minggu) :
beberapa atau semua gejala diatas.
Kelemahan atau kelumpuhan tangan/ kaki.
Bicara tidak jelas.
3. Stroke berat (sembuh atau mengalami perbaikan dalam beberapa bulan atau tahun.tidak bisa sembuh total) :
semua/ beberapa gejala stroke sementara dan ringan
koma jangka pendek (kehilangan kesadaran)
Kelemahan atau kelumpuhan tangan/ kaki.
Bicara tidak jelas atau hilangnya kemampuan bicara.
Sukar menelan
Kehilangan kontrol terhadap air seni dan feses
Kehilangan daya ingat atau konsentrasi, perubahan perilaku, misalnya bicara tidak menentu, mudah marah, tingkah laku seperti anak kecil.
Mendeteksi pemicu
Kelainan neurologos yang terjadi lebih berat, lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidak mampuan untuk mengendalikan emosi.Stroke bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak.Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas.
Dibawah ini adalah faktor- faktor yang meningkatkan terjadinya stroke :
1. Tekanan darah tinggi.
2. Diabetes millitus.
3. Kadar kolesterol meninggi.
4. Merokok.
5. Kelebihan berat badan.
6. Riwayat stroke dalam keluarga.
7. Penyakit pada katup jantung atau otot jantung yang disebut endocarditis.
8. Mengerasnya pembuluh arteri (arerosklerosis atau penumpukkan kolesterol pada dinding arteri).
E. PENATALAKSANAAN
Setelah serangan yang pertama, stroke bisa datang lagi dengan kondisi yang lebih parah. Ini umumnya terjadi pada penderita yang kurang kontrol diri, atau bisa jadi sudah merasa puas setelah mengalami penyembuhan (pasca stroke yang pertama) sehingga tidak lagi memeriksakan diri. Padahal, jika stroke sampai berulang, artinya terjadi perdarahan yang lebih luas diotak sehingga kondisinya bisa lebih parah dari serangan yang pertama. Riset membuktikan, di antara orang- orang yang pernah mengalami stroke, sekitar 40% di antaranya akan mengalami stroke berulang dalam waktu 5 tahun. Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk mencegah terulangnya stroke? Yang pertama hindari faktor resiko. Jalani pola hidup dan makan sehat, misalnya dengan berolahraga secara teratur dan hindari makanan berkolesterol tinggi. Usahakan kadar kolesterol darah selalu dalam batas normal. Satu hal lagi, jangan segan untuk kontrol ke dokter secara rutin.
Pada stroke in evolution diberikan anti koagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke. Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah resiko terjadinya perdarahan kedalam otak. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa di cegah atau di pulihkan jika obat tertentu yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (misalnya streptokinase atau plasminogen jaringan) diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke. Segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan bahwa penyebab adalah bekuan darah dan bukan perdarahan, yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
Pada completed strok, beberapa jaringan otak telah mati memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak di lakukan pembedahan. Tetapi pengangkatan sumbatan setelah stroke ringan atau transient ischemic atta, bisa mengurangi resiko terjadinya stroke dimasa yang akan datang. Untuk mengurangi pembengkakkan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya di berikan manitol kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat.
Diberikan perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka dikulit karena penekanan). Kelainan yang menyertai stroke (misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi, dan infeksi paru- paru) harus diobati.setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa di atasi dengan obat- obatan atau terpi psikis.
Rehabilitasi intensif bisa membantu penderita untuk belajar mengatasi kelumpuhan/ kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak. Bagian otak lainnya kadang bisa menggantikan fungsi yang sebelumnya dijalankan oleh bagian otak yang mengalami kerusakan.Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan penderita stabil. Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot, mencegah kontraksi otot danluka karena penekanan (akibat berbaring terlalu lama) dan latihan berjalan serta berbicara.
Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan mental dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal. Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Mereka bisa berfikir dengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau tungkai yang mengalami kerusakan.Sekitar 20% penderita meninggal dirumah sakit. Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung. Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap, meskipun beberapa mengalami perbaikan.
Ada beberapa terapi untuk mengatasi stroke :
Fisioterapi, dapat membantu memulihkan kekuatan otot- otot serta mengajarkan bagaimana bergerak yang aman dan nyaman dengan kterbatasan gerak akibat kelemahan otot.
Terapi okupasi, membantu penderita untuk dapat makan minum dan berpakaian sendiri.
Terapi wicara, membantu penderita untuk belajar kata-kata agar dapat berbicara kembali.
Usaha yang masuk akal untuk menghindari risiko maut ini adalah menerapkan gaya hidup sehat. Alangkah baiknya jika pola makan sehat dan olahraga dilakukan sejak usia muda. Bagi mereka yang terlanjur menderita stroke tentu harus segera mengubah pola hidup guna mengontrol faktor resiko.Olahraga khusus, menjaga asupan makanan, menjauhkan diri dari stres, juga konsumsi suplemen sebagai alternatif, dapat dilakukan pasien stroke untuk meningkatkan kualitas hidup serta menjaga serangan berulang. Selain terus berusaha mengontrol faktor risiko dan menjalani terapi medis. Perhatian dan kasih sayang dari orang terdekat juga sangat di butuhkan pasien stroke, ini merupakan obat alami yang akan menumbuhkan semangat pasien, sehingga dapat menikmati kehidupan selanjutnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data focus
a. Data Subyektif
- Pasien mengeluh kaki kanan dan tangan kanan tidak dapat digerakan
b. Data Objektif
- Kelemahan atau kelumpuhan ekstermitas atas dan bawah.
- Tidak dapat melakukan aktifitas sehari- hari.
2. Analisa data
Symptom Problem Etiologi
Ds : pasien mengeluh kaki dan tangan kanan tidak dapat digerakan.
Do : Kelemahan/kelumpuhan ekstermitas atas dan bawah Kerusakan mobilitas fisik Kerusakan musculoskeletal
Ds : pasien mengeluh kaki dan tangan kanan tidak dapat digerakan.
Do: Tidak dapat melakukan aktifitas sehari- hari. Intoleransi aktifitas Kelemahan secara menyeluruh
Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah
1. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan musculosceletal
2. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan secara menyeluruh
TUJUAN DAN INTERVENSI
No.Dx
1. TUJUAN/ NOC
Setelah dilakukan tindakkan keperawatan di harapkan pasien tidak terjadi kerusakan mobilitas fisik dengan kriteria hasil:
- aktifitas klien meningkat
- mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas.
- Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kemampuan kekuatan dalam berpindah
INTERVENSI/ NIC
- Monitor vital sign sebelum/ sesudah latihan respon pasien saat latihan.
- Konsultasi dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan.
- Bantu klien menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cidera.
- Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
2. TUJUAN/ NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan dapat melakukan aktivitasnya dengan kriteria hasil :
- berpartisipasi dalam aktifitas tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan respirasi.
- Mampu melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri.
INTERVENSI/ NIC
- observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas.
- Memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara menyeluruh
- Dorong pasien untuk melakukan sesuatu
DEWA AYU PUTU SETIA PIRGA WATI
04.07.1749
Kamis, 25 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar