BEST CLASS E/KP/07

BEST CLASS E/KP/07

Sabtu, 03 Juli 2010

TB Paru

A. Pengertian
Tubercolosis (TB) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosis yaitu suatu bakteri tahan asam yang dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak adalah diparu (Mansjoer, dkk. 2001).
Tubercolosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosis yang dapat menyerang semua organ, yang tersering adalah paru dan tulang (Ramali. 2003).

B. Klasifikasi Tubercolosis
Ada dua macam klasifikasi tubercolosis, yaitu tubercolosis primer dan tubercolosis sekunder.
1. Tubercolosis Primer
Penularan TB paru ini dikarenakan dibatukkan atau dibersinkan sehingga keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi dapat menetap dalam udara bebas 1 – 2 jam tergantung ada tidaknya sinar ultraviolet. Kuman akan semakin tahan bila ventilasi buruk dan kondisinya lembab. Bahkan dapat bertahan sampai berhari-hari ataupun berbulan-bulan.
2. Tubercolosis Skunder
Merupakan dari Tubercolosis primer yang akan muncul setelah bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen dan menjadi TB dewasa. Penyakit TB sekunder ini timbul saat imunitas orang yang membawa carier menurun.
TB sekunder dimulai dari sarang dini yang mula-mula berbentuk sarang pneumoni kecil dalam 3-10 minggu kemudian sarang akan berubah menjadi Tuberkel yaitu suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histosit dan sel datia langhans (sel besar dan memiliki banyak inti) yang dikelilingi sel-sel limfosit dan bermacam-macam jaringan ikat.
Penyakit TB sekunder didapat pada saat masa muda dan akan tumbuh menjadi penyakti TB pada usia tua. Hal ini juga bergantung dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas pasien.

C. Etiologi
TB disebabkan karena kuman. Kuman yang sangat berpengaruh adalah Mycobacterium Tubercolosis dan Mycobacterium Bovis. Selain kedua jenis kuman tersebut penyebab TB juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Heriditer
2. Usia, terutama pada bayi menjadi resiko tinggi terinfeksi
3. Masa puber dan remaja. Dikarenakan masa pertumbuhan dan diit yang tidak adekuat
4. Keadaan stres
5. Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan memudahkan untuk penyebarluasan infeksi
6. Infeksi berulang : HIV
7. Tidak memenuhi aturan pengobatan

D. Patofisiologi
Kuman yang masuk dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit, tapi tergantung pada banyaknya kuman yang masuk, virulensi dan juga imunitas pasien. Kuman TB akan masuk dalam paru-paru dan kemudian menyebar. Histosit kemudian mengangkut kuman tersebut masuk kekelenjar limfe menuju saluran getah bening sehingga terbentuk kompleks primer dan mengadakan reaksi eksudasi yang terjadi sekitar 2-10 minggu yang disebut sebagai masa inkubasi.
Setelah masa inkubasi, bagian paru biasanya menjadi lesi yang terdapat hampir disemua tempat terutama di perifer dekat pleura. Selain itu juga terdapat pembesaran kelenjar regional. Pada reaksi radang, leukosit akan memfagosit bakteri namun tidak membunuhnya yang kemudian basil akan menyebar ke limfe dan sirkulasi.
Setelah beberapa minggu limfosit menjadi sensitif terhadap organisme TBC yang kemudian membebaskan limfokin yang berubah menjadi makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan menimbulkan gejala pneumonia akut. Bila proses ini berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembangbiak dalam sel, makrofag akan menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Kemudian mengalami nekrosis pada bagian sentral dan memberikan gambaran yang relatif padat (kaseosa).
E. Manifestasi Klinis
1. Demam, malaise, anoreksia, BB menurun dan kadang-kadang batuk dan nyeri dada
2. Gejala lanjut : jaringan paru-paru banyak yang rusak, pucat, anemia, lemah dan BB menurun
3. Penurunan TB primer biasanya sukar diketahui secara klinis karena mulainya penyakit secara perlahan. Kadang-kadang TB ditemukan pada anak tanpa gejala atau keluhan tetapi saat dilakukan uji Tubercolin ditemukan kuman ini. Gejala TB primer berupa demam yang naik turun selama 1 – 2 minggu dengan atau tanpa batuk dan pilek. Kadang-kadang terjadi anoreksia dan BB nenurun.

F. Komplikasi
1. Meningitis
2. Pleuritis
3. Bronkopneumoni
4. Atelektasis

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Dicurigai Tubercolosis
a. Anak sakit dengan riwayat kontak penderita dengan diagnostik pasti (BTA positif)
b. Anak dengan :
1) Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk reja
2) BB menurun, batuk dan mengi yang tidak membaik dengan pengobatan antibiotik untuk penyakit pernafasan
3) Pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit.
2. Mungkin Tubercolosis
Lanjutan dari anak yang dicurigai Tubercolosis kemudian ditambah dengan :
a. Uji Tubercoin positif (10 mm / lebih), dilakukan selama 2 x 24 jam
b. Foto rongen paru sugestif Tubercolosis
c. Pemeriksaan histologis biopsi sugestif Tubercolosis
d. Respon yang baik pada pengobatan dengan OAT
3. Pasti Tubercolosis
Ditemukan basil Tubercolosis pada pemeriksaan langsung atau biakan. Identifikasi Mycobacterium Tubercolosis pada karakteristik biakan.

H. Penatalaksanaan
1. Rimfampisin, dengan dosis 10-15 mg/Kg.BB/hari diberikan 1x sehari per-oral dan diberikan selama 6-9 bulan.
2. INH (isoniazid) dengan dosis 10-20 mg/Kg.BB/hari melalui per-oral yang diberikan selama 18-24 bulan
3. Streptomisin (IM), dengan dosis 30-15 mg/Kg.BB maksimum 750 mg/hari, diberikan selama 1-3 bulan yang dilanjutkan 2-3 x seminggu selama 1-3 bulan lagi
4. Pirazinamid dengan dosis 30-35 mg/Kg.BB/hari melalui oral, 2x sehari selama 4 bulan
5. Para-aminosalisilat dengan dosis 200-300 mg/Kg.BB/hari secara oral 2-3x sehari. Obat ini jarang dipakai karena dosisnya terlalu tinggi.

By : Anistiana Prasetyaningsih (04.07.1746)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar