BEST CLASS E/KP/07

BEST CLASS E/KP/07

Kamis, 08 April 2010

ASKEP ASMA

I WAYAN ANDI BIRAWAN
04.07.1758
E/KP/VI

ASMA
Pengertian Asma
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.

Penyebab
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.
Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.

Tanda dan Gejala Penyakit Asma
Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :

- Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma!
- Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
- Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
- Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..
- Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala.
Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.
Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala.
Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.
Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna,
Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh pender.
Patofisiologi Asma
Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh a factor yaitu alergi dan psikologis,kedua factor tersebut dapat meningkatkan terjadinya kontraksi otot-otot polos,meningkatnya secret abnormal mucus pada bronkiolus dan adanya kontraksi pada trakea serta meningkatnya produksi mukus jalan nafas, sehingga terjadi penyempitan pada jalan nafas dan penumpukan udara di terminal oleh berbagai macam sebab maka akan menimbulkan gangguan seperti gangguan ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru, gangguan sifusi gas ditingkat alveoli.
Tiga katagori asma alergi(asma ekstrinsik) ditemukan pada orang dewasa yaitu yang disebabkan alergi tertentu, selain itu terdapat pula adanya riwayat penyakit atopik seperti eksim, dermatitis, demam tinggi dan mempunyai riwayat asma. Sebaliknya pada orang dengan asma intrinsic(idiopatik) sering ditemukan adanya factor-faktor pencetus yang tidak jelas, factor yang spesifik seperti flu, latihan fisik,dan emosi(stress) dapat memacu serangan asma
Penatalaksanaan Asma
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma :
a.Menghilangkan obstuksi jalan nafas
b.Mengenal dan menghindari factor yang dapat menimbulkan serangan asma
c.Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit
e. Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga yang bermanfaat memperkuat otot pernapasan, misalnya berenang;
f. Fisioterapi, sehingga lendir mudah keluar.
Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :
a.Pengobatan dengan obat-obatan
1. Pelonggar nafas, misalnya salbutamol, aminofilin
2. Pemelihara, misalnya prednisone, dexametason dll.
3. Pengencer lendir, misalnya bromhexin, ambroxol dll
PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU-PARU


Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik
1.Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksakan secara sistematik. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai sutu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dimulai pada saat berinteraksi dengan klien dan dilanjutkan dengan pemeriksaan lebih lanjut. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh.
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi :
Ukuran tubuh
Warna
Bentuk
Posisi
Simetris
Pada inspeksi perlu membandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesimetrisan ekspansi serta keadaan kulit.bentuk dada menjadi tidak normal pada keadaan tertentu misalnya pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter transfersal sempit, diameter antero posterior membesar dan sternum sangat menonjol kedepan. Funnel chest merupakan bentuk dada yang tidak normal sebagai kelainan bawaan yang mempunyai cirri-ciri berlawanan dengan pigeon chest. Ciri-ciri funnel chest adalah sternum menyempit kedalam dan diameter antero posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero posterior dan transversal mempunyai perbandingan 1:1 ini dapat diamati pada pasien kifosis. Inspeksi dada dikerjakan baik pada saat dada bergerak/diam, terutama pada waktu dilakukan pengamatan pergerakan pernafasan.
Inspeksi dada dikerjakan baik pada saat dada bergerak atau diam, terutama sewaktu dilakukan pengamatan pergerakan pernafasan. Sedangkan untuk mengamati adanya kelainan tulang belakang (kifosis, lordosis,scoliosis ) akan lebih mudah dilakukan pada saat dada tidak bergerak. Pengamatan dada pada saat bergerak dilakukan untuk mengetahui frekwensi, sifat, dan ritme/irama pernafasan. Normalnya frekwensi pernafasan berkisar antara 16-24 kali setiap menit pada orang dewasa. Frekwensi pernafasan yang lebih dari 24 kali permenit disebut takipnea. Sifat pernafasan pada prinsipnya ada 2 macam yaitu pernafasan dada yang ditandai dengan pengembangan dada, dan pernafasan perut yang ditandai dengan pengembangan perut. Pada umumnya sifat pernafasan yang sering ditemukan adalah kombinasi antara pernafasan dada dan perut.

Cara Inspeksi Dada Secara Rinci :
Lepas baju pasien dan tampakkan badan pasien sampai batas pinggang
Atur posisi pasien (posisi diatur bergantung pada tahap pemeriksaan dan kondisi pasien). Pasein dapat diminta mengambil posisi duduk/berdiri
Yakinkan bahwa anda sudah siap (tangan bersih dan hangat) ruangan dan stetoscop disiapkan
Beri penjelasan pada pasien tentang apa yang akan dikerjakan dan anjurkan pasien tetap rilex
Lakukan inspeksi bentuk dada dari 4 sisi: depan, belakang, sisi kanan,sisi kiri pada saat istirahat (diam) saat inspirasi dan saat ekspirasi .Pada saat inspirasi dari depan perhatikan area klavikula, fosa supra klavikularis dan fosa infra klavikularis,sternum dan tulang rusuk.Dari sisi belakang amati lokasi vertebra servikalis ke-7 (puncak scapula terletak sejajar dengan vertebra torakalis ke-8), perhatikan pula bentuk tulang belakang dan catat bila ada kelainan bentuk. Terakhir,inspeksi bentuk dada keseluruhan untuk mengetahui adanya kelainan, misalnya untuk barrel chest
Amati lebih teliti keadaan kulit dada dan catat bila ditemukan adanya pulsasi pada interkosta/dibawah jantung, retraksi intra kostal Selama bernafas, jaringan perut, dan tanda-tanda menonjol lainnya.



2.Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalh suatu instrument yang sensitive dan digunakan untuk mengumpulkan data, tentang :
Temperatur
Bentuk
Turgor
Kelembaban
Vibrasi dan ukuran
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
Ciptakan lingkungan yang kondusif, nyaman dan santai
Tangan perawat harus dalam keadaan yang kering dan hangat serta kuku jari-jari harus dipotong pendek
Semua bagian yang nyeri dilakukan palpasi yang paling akhir

Palpasi dada dilakukan untuk mengkaji keadaan kulit dinding dada,nyeri tekan,massa,peradangan,kesimetrisan ekspansi dan traktil fremitus. Nyeri tekan dapat timbul akibat adanya luka setempat, peradangan,metastasis tumor ganas/pleoritis. Bila ditemukan pembengkakan/tonjolan pada dinding dada perlu dideskripsikan ukuran, konsistensi, dan suhunya secara jelas sehingga mempermudah dalam menentukan apakah kelainan tersebut disebabkan oleh penyakit tulang,tumor,bisul atau proses peradangan. Pada saat bernafas,normalnya dada bergerak secara simetris. Gerakan menjadi yidak simetris pada saat terjadi atelektasis paru(kolaps paru).

Cara kerja palpasi dinding dada :
1. Lakukan palpasi untuk mengetahui ekspansi paru-paru atau dinding dada :
a) Letakkan kedua telapak tangan secara datar pada dinding dada depan.
b) Anjurkan pasien untuk menarik nafas.
c) Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi kiri.
d) Berdiri dibelakang pasien, letakkan tangan anda pada sisi dada pasien,perhatikan gerakan kesamping sewaktu pasien bernafas.
e) Letakkan kedua tangan anda dipunggung pasien dan bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada.
2. Lakukan palpasi untuk mengkaji taktil fremitus.Minta pasien untuk menyebut bilangan “enam- enam”sambil anda melakukan palpasi dengan cara:
a) Letakkan telapak tangan anda pada bagian belakang dinding dada dekat apeks paru-paru.
b) Ulangi langkah a dengan tangan bergerak ke bagian basis paru-paru.
c) Bandingkan fremitus pada kedua sisi paru-paru serta diantara apeks dan basis paru-paru
d) Lakukan palpasi taktil premitus pada dinding dada anterior.
Pada pengkajian taktil fremitus, fibrasi atau getaran bicara secara normal dapat ditransmisikan melalui dinding dada. Getaran lebih jelas terasa pada apeks paru-paru.Getaran pada dinding dada kanan lebih keras dari pada dinding dada kiri karena bronkus sisi kanan lebih besar.
3.Perkusi
Perkusi adalah Sesuatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasikan lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Suara-suara yang dijumpai pada perkusi :
Sonor : Suara perkusi jaringan yang normal
Redup :Suara perkusi jaringan yang lebih padat atau konsolidasi paru-paru, seperti pneumonia
Pekak : Suara perkusi jaringan yang padat seperti pada : adanya cairan di rongga pleura, perkusi daerah jantung, dan perkusi daerah hepar
Hipersonor atau timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong seperti :daerah caverna-caverna paru, klien asma kronik terutama bentuk dada Barrel-chest akan terdengar seperti ketukan benda-benda kosong,bergema.
Suara atau bunyi perkusi pada paru-paru orang normal adalah resonan yang terdengar seperti “dug,dug,dug”. Pada keadaan tertentu bunyi resonan ini menjadi lebih atau kurang resonan, misalnya pada saat terjadi konsolidasi, bunyi yang dihasilkan adalah kurang resonan yang terdengar seperti “bleg,bleg,bleg”. Hal ini terjadi karena bagian padat lebih besar daripada bagian udara.
Cara perkusi paru-paru secara sistematis :
1.Lakukan perkusi paru-paru anterior dengan posisi pasien terlentang.
a)perkusi mulai dari atas klavikula kebawah pada setiap ruang interkostal
b)bandingkan sisi kanan dan kiri.
2.Lakukan perkusi paru-paru posterior dengan posisi pasien sebaiknya duduk atau berdiri.
a)yakinkan dulu bahwa pasien duduk lurus
b)mulai perkusi dari puncak paru-paru kebawah
c)bandingkan sisi kanan dan kiri
d)catat hasil perkusi dengan jelas
3.Lakukan perkusi paru-paru posterior untuk menentukan gerakan diagfragma
a)Minta pasien untuk menarik nafas panjang dan menahannya
b)Mulai perkusi dari atas kebawah (dari resonan ke redup) sampai bunyi redup didapatkan
c)Beri tanda dengan spidol pada tempat didapatkan bunyi redup(biasanya pada ruang interkostal ke-9 sedikit lebih tinggi dari posisi hati didada kanan)
d)Minta pasien untuk menghembuskan nafas secara maksimal dan menahannya
e)Lakukan perkusi dari bunyi redup (tanda I) ke atas. Biasanya bunyi redup ke-2 ditemukan diatas tanda I. Beri tanda pada kulit yang ditemukan bunyi redup (tanda II)
f)Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada wanita,jarak kedua tanda ini normalnya 3-5 cm dan pada pria adalah 5-6 cm.
4.Auskultasi
Aukultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.

Ada 4 ciri-ciri suara yang perlu dikaji dengan auskultasi:
Pitch (dari suara yang tinggi ke rendah)
Keras (dari suara yang halus ke keras)
Kualitas (meningkat sampai melemah)
Lama (pendek-menengah-panjang)
Suara tambahan atau tidak normal yang dapat di auskultasi pada jantung dan nafas meliputi:
Nafas
Rales: bunyi yang dihasilkan oleh axudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang dan kasar ). Sering terjadi pada peradangan jaringan paru (pneumonia-TBC)
Ronchi: Nada rendah dan sangat kasar terdengar baik pada inspirasi maupun expirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Sering dijumpai pada klien dengan edema paru.
Wheezing: Bunyi musical terdengar “ngiii…ik” atau pendek “ngik”. Bisa dijumpai pada fase inspirasi dan expirasi. Sering dijumpai pada klien dengan bronchitis akut.
Pleural friction Rub:Bunyi yang terdengar “kering”persis seperti suara gosokan amplas pada kayu. Sering terjadi pada klien dengan peradangan pleura








Bunyi nafas

Durasi bunyi inspirasi dan ekspirasi
Nada bunyi ekspirasi
Intensitas bunyi ekspirasi
Lokasi
Vasikuler
Insp > Eksp
Rendah
Lembut
Sebagian area paru-paru kanan dan kiri
Bronkovasikuler
Insp = Eksp
Sedang
Sedang
Sering pada ruang interkostal ke-1 dan ke-2 dan di antara scapula
Bronkial
Eksp > Insp
Tinggi
Keras
Di atas manubrium
Trakeal
Insp = Eksp
Sangat tinggi
Sangat keras
Di atas trakea pada leher

Suara nafas yang didengar melelui stetoskop dapat menjadi tidak normal apabila paru-paru mengalami suatu gangguan. Ada beberapa bunyi/suara yang merupakan suara tanmbahan yang dapat dikatagorikan sebagai bunyi yang terputus (krekles) dan bunyi yang tidak terputus(gesekan pleura dan mengi) Bunyi krekles (halus) mempunyai ciri-ciri,yaitu nada tinggi,pendek,seperti bunyi letupan-letupan kecil yang terdengar saat inspirasi, dan bunyi tidak hilang dengan menyuruh pasien batuk. Bunyi ini marip dengan bunyi saat kita menggesek rambut di dekat telinga dengan jari-jari. Bunyi krekles disebabkan oleh gangguan obstruktif pernafasan seperti asma,bronchitis, dan emfisema. Bunyi krekles (kasar) di tandai dengan nada rendah,seperti suara buih,kedengaran basah dari awal inspirasi sampai awal ekspirasi. Bunyi ini dapat didengarkan pada pasien yang menderita penyakit paru obstrukif kronis (PPOK) jangka panjang

RESPIRASI


Pernafasan adalah tanda vital yang paling mudah dikaji dalam hal ini perubahan karakter yang tiba-tiba baerhubungan erat dengan berbagai system tubuh.
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernafas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Nilai dari pemeriksaan respirasi merupakan salah satu dari indicator untuk mengetahui fungsi system pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.
Pengukuran pernafasan mencakup frekuensi pernafasan,kedalaman ventilasi,dan irama ventilasi.:
a. Frekuensi pernafasan
Frekuensi pernafasan seseorang berbeda-beda tergantung usia seseorang. Pada bayi frekuensi pernafasan mencapai 30-35X/ menit, pada anak-anak 20-30X/ menit,pada remaja 16-19X/ menit dan pada dewasa 12-20X/ menit.

b. Kedalaman ventilasi
Kedalaman pernafasan dikaji dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau gerakan dinding dada,kedalaman ventilasi akan di gambarkan secara subjektif gerakan ventilator sebagai dalam, dangkal, dan normal. Pernafasan yang dalam melibatkan ekspansi penuh paru dengan ekshalasi penuh. Pernafasan dangkal terjadi bila udara yang melewati paru hanya sedikit kuantitasnya dan pergerakan ventilator sulit dilihat

c. Irama ventilasi
Pda pengkajian irama ventilasi akan didapat hasil apakah irama teratur atau tidak teratur. Irama teratur muncul apabila frekuensi pernafasan sama sama dengan jumlah siklus pernafasan per menit. Sedangkan irama tidak teratur akan mncul bila terjadi gangguan dalam jumlah frekuensi pernafasan yang tidak normal serta kedalaman ventilasi yang dangkal atau dalam. Iara pernafasan / ritme pernafasan ada tiga yaitu:
Eupnea adalah pernafasan normal.
Apnea adalah terhentinya nafas secara tiba-tiba disebabkan karena kurangnya tekanan oksigen yang diperlukan dalam darah untuk menstimulasi pusat pernafasan.
Cheynestokes adalah pernafasan pada kondisi sakit yang menunjukkan pengurangan dan penambahan kecepatan secara drastic,hal ini menunjukkan kematian yang akan terjadi.

Pernafasan melibatkan beberapa fisiologi tubuh yaitu:
1. Ventilasi pulmonary : pergerakan udara kedalam dan keluar paru baik inspirasi maupun ekspirasi.
2.Respirasi eksternal ; perpindahan oksigen dari karbondioksida antara alveoli dalam paru dan sirkulasi darah.
3.Respirasi internal : perpindahan oksigen dan karbondioksida antara sirkulasi darah dan jaringan sel.

Dalam pernafasan ada tiga jenis pernafasan yang abnormal / tidak normal yaitu :
Wheezing adalah suara bersuit yang di buat saat bernafas/ suara nafas bila terjadi airway lebih terdengar dari ekspirasi disbanding saat inspirasi, dapat dilihat pada orang asma.
Ronchi adalah suara respirasi pecah/ bergelembung.
Stidor adalah suara pernafasan yang kasar dan bernada tinggi akibat sumbatan pada laring.

Jenis pernafasan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a)Pernafasan dada adalah pernafasan melibatkan otot interkostal internal dan otot sternu glikomastoid
b)Pernafasan perut adalah pernafasan yang melibatkan relaksasi dan kontraksi diafragma.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja rebat maka oksigen / O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bias sampai 10 hingga 15 kali lapat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara

PENGUKURAN NADI

Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat pada tubuh. Dalam pengukuran nadi perlu diperhatikan frekuensi nadi yang dapat dikaji pada setiap arteri. Pengukuran nadi dapat dilakukan dengan teknik palpasi, serta penggunaan stetoskop. Adapun tempat-tempat pengukuran nadi : Temporal, Karatoid, Apical, Bracial, Radial, Ulnar, Femoral, Poplitea dan Pedis Dorsal.
Karakter nadi dapat dikaji melalui frekuensi irama,kekuatan, dan Bradikardi. Trakikardi adalh frekuensi jantung yang meningkat secara tidak normal diatas 100 denyut per menit. Bradikardi adalah frekuensi lambat yaitu dibawah 60 denyut per menit. Pengkajian irama nadi memberikan hasil Ritmia (teratur) dan Distritmia ( tidak teratur). Pengkajian kekuatan dan kesamaan nadi digambarkan dengan hasil kuat atau lemah.
Faktor yang mempengarihi frekuensi nadi adalah sebagai berikut:







FAKTOR
MENINGKATKAN FREKUENSI NADI
MENURUNKAN FREKUENSI NADI
Latihan fisik
Latihan fisik jangka pendek
Latihan fisik secara teratur
Suhu
Demam/panas
Hipotermia
Emosi
Nyeri akut dan ansietas meningkat stimulasi simpatik,mempengaruhi frekuensi jantung
Nyeri berat yang tidak hilang meningkatkan stimulasi parasimpatik ,frekuensi jantung menjadi relaksasi
Obat-obatan
Obat-obatan kronotropik positif seperti epinefrin
Obat-obatan kronotropik negative seperti digitalis
Hemoragi
Kehilangan darah meningkatkan stimulasi simpatik

Perubahan postur
Berdiri/duduk
berbaring
Gangguan paru
Penyakit menyebabkan oksigenasi buruk



Fisiologi jantung
fisiologi otot jantung
terdiri dari 3 otot jantung yang utama yaitu otot atrium,otot ventrikel dan saraf otot. Khusus penghantar rangsangan, sebagai pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka dengan kontraksi otot yang lebih lama. Sedangkan serat khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkontraksi dengan lemah sekali, sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit serat kontraktif,malahan serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi sehingga serat ini bekerja sebagai suatu system pencetus rangsangan bagi jantung.
-fungsi umum otot jantung
Otot jantung secara potensial dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar. Jantung dapat membentuk rangsangan (inpuls) sendiri. Pada keadaan fisiologis sel-sel miokardium memiliki daya kontraktivitas yang tinggi. Bila impuls yang dilepaskan mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maximal, sebab susunan otot jantung merupakan suatu sinsitium sehingga impuls jantung segera dapat mencapai semua bagian jantung. Jantung selalu berkontraksi dengan kekuatan yang sama. Kekuatan kontraksi dapat berubah-ubah bergantung pada factor tertentu, misalnya serat otot jantung, suhu hormone tertentu.
Daya pompa jantung
Dalam keadaan istirahat jantung beredar 70 x/menit. Pada waktu banyak bergerak kecepatan jantung bisa dicapai 150 x/menit dengan daya pompa 20 – 25 liter/menit. Setiap menit jumlah volume darah yang tetap sama sekali dialirkan dari vena ke jantung. Apabila pengambilan dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung maka vena – vena dekat jantung jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu lama,bisa menjadi edema.

A. PENGUKURAN SUHU

Pengukuran suhu tubuh ditujukan unutuk memperoleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata yang representative. Suhu normal rata-rata bervariasi bergantung pada lokasi pengukuran. Tempat pengaturan suhu dapat dilakukan pada oral, rectal, aksila, membrane tympani, osofagus,artery pulmoner dan kandung kemih. Semua tempat-tempat tersebut dapat digunakan sebagai penentu suhu tubuh seseorang karena mampu memberikan perubahan hasil suhu tubuh dalam rentan sempit.
Pusat pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus,sehingga terjadi keseimbangan suhu tubuh yang di regulasi melalui mekanisme neurologist dan kardiovaskuler. Ada beberapa factor yang mempengaruhi suhu tubuh seseorang diantaranya : usia,olahraga,kadar hormone,irama sirkandian,stress,lingkungan. Perubahan suhu tubuh yang di luar rentan normal akan mempengaruhi set point hipotalamus. Perubahan suhu dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran nafas yang berlebihan,produksi panas minimal. Sifat perubahan panas tersebut mempengaruhi masalah klinis yang dialami klien. Perubahan panas tersebut dapat menyebabkan klien hipotermi ataupun hipertermi. Hipertermi dapat menyebabkan demam atau disebut pegris, dimana pegris dibagi menjadi 3 yaitu :
Pegris intermitenz adalah demam selang-seling terjadi bila suhu tubuh mengalami kenaikkan/berubah secara tetap antara saat terjadi demam dan saat tubuh normal
Pegris vermitenz adalah demam turun naik dimana suhu tubuh terjadi turun naik beberapa detik diatas normal tetapi tidak mencapai titik normal selama turun naiknya
Pegris continue adalah demam terus menerus terjadi,suhu secara terus menerus tinggi dan turunya hanya sedikit.
Suhu dapat diukur pada besaran mekanik,optic maupun elektrik yang bervariasi terhadap suhu. Jika pertambahan ukuran denda dapat diketahui kaitannya dengan perubahan suhu maka dalam keadaan sebaliknya variasi panjang yang dikehendaki dapat dikalibrasi dengan menentukan suhunya. Alat yang dikalibrasi dengan keperluan ini di sebut Thermometer, yaitu alay ukur berskala yang dapat digunakan untuk menunjukkan suhu. Thermometer dibuat berdasarkan sifat termometrik yaitu terjadinya perubahan volume akibat adanya perubahan suhu. Thermometer umum pada saat ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang ditengahnya diisi air raksa atau alcohol yang diberi warna merah. Jika thermometer disentuhkan pada benda panas maka air raksa atau alcohol dan tabung kaca akan memuai. Karena pemuaian zat cair lebih besar dari tabung kaca,maka ketinggian zat cair akan naik dalam tabung. Zat cair yang banyak digunakan untuk mengisi thermometer yaitu air raksa. Karena aie raksa mempunyai kelebihan antara lain :
Mudah dilihat (mengkilat)
Pemuaian teratur
Tidak membasahi dinding
Peka terhadap suhu karena kalor jenisnya kecil
Jangkauan pengukuran luas,karena mempunyai titk baku -39 derajat celcius dan titik didih 357 derajat celcius.
Pengaturan suhu tubuh
Tubuh manusia selalu berusaha mempertahankan temperature tubuh tetap konstan walaupun terjadi perubahan temperature langkungan. Pengaturan fisik panas secara implicit asalah sejumlah total dari proses fisiologis dimana terjadi peningkatn dan penurunan panas dari tubuh manusia. Pengaturan temperature atau regulasi termal adalah suatu pengaturan secara kompleks dari sutu proses fisioligis dimana terjadi kesetimbangan antara produksi panas (heat product) dan kehilangan oanas (heat lost) sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.
Di kulit terdapat Krause”s and bulb dan Mainsmer”s corpuscle yang mengatur temperature panas dan dingin. Melalui saraf motor somatic dan saraf visero motoris via hipofise anterior dan kelenjar endokrin,maka prodiksi panas dan pelepasan panas dapat diatur. Di kulit terdapat counter current dimana terjadi pembesaran pembuluh darah pada satu bagian sedangkan pada bagian lain terjadi konstruksi penguncupan yang hal ini juga diatur oleh susunan saraf pusat. Pada keadaan krisis misalnya dingin atau panas yang menyengat, keadaan ini langsung mempengaruhi fisiologis thermostat yaitu hipotalamus dan preoptik. Hipotalamus posterior mengatur suhu dingin yang kritis.
Temperature normal tubuh manusia adalah 36 – 37 derajat celcius. Untuk mengatur temperature badan dan kulit terdpat banyak kesukaran. Di klinik sering di pakai likasi pengukuran pada ketiak (aksila), di bawah lidah ( sub lingual), dan dubur (rectal). Temperature rectal 0,3 – 0,5 derajat celcius, lebih tinggi dari pada temperature aksila. Daerah tubuh maupun kepala mempunyai temperature kulit lebih tinggi dari pada anggota badan.
Tahap kerja:
1. Menurunkan air raksa jika masih diatas angka 35 0 C, dengan cara :
a.Memegang erat bagin distal thermometer
b.Mengibaskan thermometer dengan cara menggunakan sendi pergelangan
c.Mengamati kembali turunnya air raksa
Pengukuran di oral
a.Memberitahukan klien agar membuka mulut dan mengangkat lidah sedikit.
b.Memasukkan thermometer pelan-pelan di bawah lidah sampai pentolan masuk.
c.Memberitahukan klien agar menutup mulut dan jangan menggigit.
d.Tunggu sampai 9 – 11 menit.
e.Mengambil thermometer sambil memberi tahu klien agae membuka mulut.
f.Melap thermometer secara melingkar,bergeserdari bagian bersih ke pentolan.
g.Membaca dan mebcatac hasil pengukuran.
h.Mencuci thermometer debgan larutan sabun,membilas dengan air bersih kemudian mengeringkan.
i.Menurunkan air raksa dan mengembalikan ketempat semula.
j.Mencuci tangan.
Pengukuran rectum
a.Melumasi ujung pentolan dengan vaselin sesuai kebutuhan.
b.Membuka bagian rectal/ pantat klien.
c.Meraba spikter dengan ujung pentolan.
d.Memasukkan ujunng pentolan ke anus klien hati- hati
e.Memasang thermometer selama 5 menit
f.Mengambil thermometer dari anus
g.Melap pentolan dengan tisyu/ kasa dari pangkal pentolan secara melingkar
h.Membersihkan anus dengan kertas lain
i.Menolomg klien kembali keposisi yang nyaman
j.Membaca hasil pengukuran
k.Membersihkan thermometer dengan larutan sabun,membilas dengan air bersih,mengeringkan di lab dengan disinfektan (alcohol 20 – 90 %)
l.Menurunkan air raksa mengembalikan thermometer ketempat semula
m.Mencuci tangan
Pengukuran di ketiak/ axilla
a.Mengatur posisi klien
b.Meletakkan thermometer diketiak dengan posisi yang tepat
c.Melap ketiak klien
d.Menunggu sekitar 10 menit
e.Mengambil thermometer,melap dengan gerakan berputar dari bagian bersih ke ujung pentolan
f.Merapikan kembali baju dan posisi klien
g.Membaca dan mencatat hasil pengukuran segera
h.Membersihkan thermometer dengan larutan sabun, membilas dengan air bersih,mengeringkan di lab dengan disinfektan ( alcohol 20- 90 % )
i.Menurunkan air raksa, mengembalikan thermometer ketempat semula
j.Mencuci tangan

B. PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau arteri darah,tekanan darah dalam system artery tubuh,adalah indicator yang baik dalam kardiovaskuler. Aliran darah mengalir dalam system sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang alirannya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Kontrasi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maximum saat ejeksi terjadi adalah tekanan sistolik. Pada saat ventrikel relaks,darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolic atau minimum. Tekanan diastolic adalah tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekenen darah adalah usia,stress,ras,medikasi,variasi diurnal, dan jenis kelamin. Pengkajian tekanan darah dapat diukur secara langsung. Metoda langsung memerlukan insersi kateter kecil dalam arteri. Sedangkan metoda tidak langsung dapat dilakukan dengan metoda auskultasi dan palpasi. Pada metoda auskultasi maka akan didapat hasil berupa tekanan diatolic dan sistolik. Sedangkan pada metoda palpasi dapat memberikan hasil hanya berupa tekanan sistolik.
Pengukuran tekanan darah secara normal memberikan hasil berupa tekanan systole berkisar dari 110-139 mmHg dan tekanan diastole berkisar dari 70-89 mmHg. Apabila tekanan darah melebihi batas normal maka akan terjadi hipertensi,sedangkan apadila tekanan darah berada dibawah bats normal,maka akan terjadi hipotensi.
Tahap kerja :
a.Mengatur posisi klien,menyingsingkan lengan baju
b.Mengatur tensimeter agar siap dipakai ( untuk tansimeter air raksa ) yaitu menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset,menutup scrup balon manset,membuka kunci reservoir
c.Meraba arteri radialis,memompa sampai 20 – 30 mmHg diatas skala yang menunjukkan bahwa denyut nadi sudah tidak teraba lagi
d.Meletakkan diafragma stethoscope di atas arteri bronkialis,tanpa menekan
e.Melonggarkan pompa 2-3 mmHg perdenyut
f.Mencatat pada bunyi korotkof I,IV,V, atau bunyi detak pertama (systole) dan terakhir (diatole)
g. Melonggarkan pompa segera setelah bunyi terakhir hilang
h.Jika mengikur perlu diulang, tunggu 30detik dan lengan di tinggikan di atas jantung untuk mengalirkan darah dari lengan
i.Mengukur tekanan darah secara palpasi,bila secara auskultasi tidak mendengar
j.Melepas manset
k.Mengembalikan posisi klien senyaman mungkin













Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pengertian :
Ketidakmampuan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk menjaga bersihan jalan nafas.
Batasan karakteristik :
Dispenea
Penurunan suara nafas
Orthopnea
Suara nafas tambahan : rales, erakles, ronkhi, wheezing
Batuk tidak efektif atau tak dapat batuk
Produksi sputum
Sianosis
Kesulitan bicara
Mata melebar
Perubahan ritme dan frekwensi pernafasan
Gelisah
Faktor yang berhubungan :
Lingkungan
Asap
Asap rokok
Inhalasi asap
Perokok pasif
Obstruksi jalan nafas
Spasme jalan nafas
Mucus nafas
Sekresi yang bertahan
Adanya jalan nafas buatan
Benda asing dijalan nafas
Sekresi di bronchus
Eksudat di alveoli
Fisiologi
Disfungsi neuromuscular
Hyperplasia dinding bronchial
Penyakit paru obstruksi kronik
Infeksi
Asthma
alergi



No
DIAGNOSA
NOC/TUJUAN
NIC/INTERVENSI
1
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan fisiologi asma
Respiratori status:Airway patency (0410) :
(041001) Tidak terjadi demam
(041002) Tidak ada kecemasan
(041004)respirasi dalam rentang normal
(041005) irama respirasi dalam rentang normal
(041006) Tidak ada sianosis dan dypsnew (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada punsed lips)

Airway Management (3140)
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust
Posisiskan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasikan pasien perlunya pemasangan alat,jalan nafas buatan
Lakukan fisioterapi dada
Auskultasi suara nafas,catat adanya suara tambahan

2
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Respiratory status:ventilation (0403) :
(040301)Pernafasan dalam rentang normal
(040302)Irama pernafasan dalam rentang normal
(040303)mudah untuk bernafas
(040304)Ekspansi dada simetris
(040311)tidak ada retraksi dada
(040312) Tidak menunjukkan pernafasan melalui mulut
(040313) tidak sesak pada saat istirahat
(040324)tidal volume dalam rentan normal



Airway management (3140)
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Lakukan fisioterapi dada
Auskultasi suara nafas catat adanya suara tambahan
Monitor respirasi dan status O2



3
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

Nutrition status (1004)
(100401) pasien mendapat asupan nutrisi yang cukup
(100402) pasien mendapat asupan makanan dan cairan yang cukup
(100405) adanya peningkatan berat badan
Nutrition monitoring (1001)
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor lingkungan selama makan
Monitor turgor kulit
BB pasien dalam keadaan normal

4
Gangguan pola tidur berhubungan dengan dipsnew
Sleep (0004)
(000401) dapat mengontrol waktu tidur
(000402) observasi waktu untuk tidur
(000403) dapat mengontrol pola tidur pasien
(000404) dapat mengontrol kualitas tidur pasien
(000405) dapat mengontrol tidur yang efisien
(000406)tidak terjadi gangguan tidur
(000407) pasien dapat tidur dengan teratur
Sleep Enhancement (1850)
Monitor dan catat pola tidur pasien dan lamanya tidur pasien
Catat tanda fisik sesak,obstruksi jalan nafas dan nyeri
Atur lingkungan untuk meningkatkan tidur
Bantu untuk menghilangkan masalah sebelum tidur
Terapkan tindakan kenyamanan massage dan memposisikan pasien





5
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Aktivity tolerance (0005)
(000503)Respirasi rate dalam rentang normal untuk aktivitas
(000513)Melaporkan kemapuan (ADLs)

Terapi aktivitas
Membantu untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik
Membantu memfokuskan apa yang dapat pasien kerjakan
Membantu kebiasaan aktivitas fisik
Membantu meningkatkan motifasi dan reinforcement



GAMBAR ANATOMI PARU-PARU






























DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer,Arif,Supihalta.2005.Kapita Selekta Kedokteran Jil2.media Aesculapis.FKUI

Muda,Ahmad.2003.Kamus Lengkap Kedokteran.Surabaya.Gitamedia Press

Price.sylvia Andreas.2005.Patofisiologi vol 1.EGC:Jakarta

Johnson, Marion dan Maridean mass.2004.NOC.USA.Mosby year book

Mc Loskey,Joanne Cdan Gloria M.Bulechec.2004.NIC.USA.Mosby year book

Budi Santosa. 2005. Diagnosa Keperawatan Nanda, Prima Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar