BEST CLASS E/KP/07

BEST CLASS E/KP/07

Jumat, 02 April 2010

KANKER RAHIM n' KANKER SERVIKS

A. KANKER RAHIM (OVARIUM)
Sampai saat ini, kanker rahim dikenal sebagai "silent killer" karena biasanya sulit terdeteksi hingga stadium lanjut.
Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:
• tekanan abdomen (merasa penuh, bengkak atau kembung)
• Perasaan ingin buang air kecil terus menerus
Gejala lainnya meliputi:
• Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
• Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas, seperti sembelit
• Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
• Rasa sakit selama hubungan intim (dispareunia)
• Lemas & letih lesu yang berkelanjutan
• Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
• Perubahan dalam siklus menstruasi

1. KAPAN HARUS KE DOKTER
Kunjungi dokter Anda jika Anda merasakan gejala perut bengkak, kembung, sakit pada perut/panggul yang terus-menerus selama lebih dari beberapa minggu. Jika dokter tidak menemukan diagnosa kanker rahim, pastikan Anda mendapat second opinion. Pasti dokter melakukan pemeriksaan panggul Anda. Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih dari tes berikut untuk mendiagnosa kanker rahim:
• Ultrasonografi (USG).
• Penanda tumor CA-125. Banyak wanita dengan kanker rahim memiliki kadar CA 125 yang abnormal dalam darah mereka.
• CT SCAN atau MRI
Jika tes ini mengarah ke kanker rahim, akan dilakukan operasi (laparaskopi) dimana diambil sayatan kecil di perut dan eksplorasi rongga perut untuk menentukan apakah kanker ada. Jika kanker rahim terkonfirmasi, ahli bedah dan ahli patologi akan mengidentifikasi jenis tumor dan menentukan apakah kanker telah menyebar.

2. STADIUM KANKER RAHIM
• Stadium I. kanker terbatas pada satu atau kedua ovarium.
• Stadium II. Kanker telah menyebar ke lokasi lain di panggul, seperti rahim atau saluran tuba.
• Stadium III. Kanker telah menyebar ke selaput perut (peritoneum) atau ke kelenjar getah bening dalam perut.
• Stadium IV. Kanker ovarium telah menyebar ke organ di luar perut.
Gambar: Kanker Rahim Stadium III
Perawatan kanker rahim biasanya melibatkan kombinasi operasi dan kemoterapi.

3. OPERASI PEMBEDAHAN
Secara umum, penderita kanker rahim memerlukan pembedahan luas yang mencakup pengangkatan kedua ovarium, saluran tuba dan rahim serta kelenjar getah bening di dekatnya dan lipatan jaringan lemak perut yang dikenal sebagai omentum, di mana kanker rahim sering menyebar.

4. KEMOTERAPI
Setelah operasi, kemungkinan besar Anda akan menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Rejimen awal untuk kanker rahim mencakup kombinasi carboplatin (Paraplatin) dan paclitaxel (Taxol) disuntikkan ke dalam aliran darah (intravena). Efek samping - termasuk sakit perut, mual dan muntah - mungkin dapat terjadi.

5. RADIASI
Radiasi biasanya tidak dianggap efektif untuk kanker rahim.


B. KANKER SERVIKS (Kanker Leher Rahim /Cervical Cancer)
Kanker serviks atau kanker leher rahim diberitakan sebagai penyebab kematian no 1 di INDONESIA. Setidaknya setiap 2 menit ada 1 orang di dunia yang meninggal karena kanker serviks. Penyebab utama terjadinya kanker serviks diduga kuat infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus).

1. GEJALA KANKER SERVIKS
Kanker serviks pada stadium awal tidak menimbulkan gejala. Gejala baru timbul ketika sel-sel kanker serviks sudah menginvasi jaringan sekitarnya, yaitu berupa:
• Perdarahan tidak normal: diluar siklus menstruasi, setelah berhubungan intim, atau setelah pemeriksaan panggul
• Keputihan menahun, dengan ciri diantaranya: kental, warna kuning/kecoklatan, dapat berbau busuk dan/atau gatal
• Nyeri panggul hebat
Pada stadium lanjut, gejala kanker serviks dapat berupa keluarnya air kemih dan tinja dari vagina.

2. DIAGNOSA KANKER SERVIKS

Untuk mendiagnosa Kanker serviks, biasanya dilakukan pemeriksaan:
• Tes Pap smear
• Pemeriksaan Sitologi Serviks Berbasis Cairan (SSBC).
• Cairan vagina dilarutkan untuk memisahkan sel-sel kanker (lebih sensitif)
• Pemeriksaan SSBC plus HPV DNA
• Colposcopy: teropong leher rahim (serviks)
• Biopsi jaringan serviks
• Pemeriksaan panggul

3. PERKEMBANGAN KANKER SERVIKS
Dokter akan menggunakan hasil diagnosa diatas untuk mengetahui stadium kanker Anda.
• Stadium 0 (Carsinoma in Situ): Sel-sel kanker serviks hanya ditemukan di lapisan terdalam leher rahim/serviks
• Stadium I: kanker ditemukan pada serviks saja.
• Stadium II: kanker telah menyebar di luar serviks tetapi tidak ke dinding pelvis atau sepertiga bagian bawah vagina.
• Stadium III: kanker serviks telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina, mungkin telah menyebar ke dinding panggul, dan/atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi
• Stadium IV: kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian lain dari tubuh (paru-paru, tulang, liver, dll)

4. PEMBEDAHAN KANKER SERVIKS
Kanker serviks dapat diobati dengan pembedahan.
• Konisasi (cone biopsy): pembuatan sayatan berbentuk kerucut pada serviks dan kanal serviks untuk diteliti oleh ahli patologi. Digunakan untuk diagnosa ataupun pengobatan pra-kanker serviks
• Cryosurgery: yaitu pengobatan dengan cara membekukan dan menghancurkan jaringan abnormal (biasanya untuk stadium pra-kanker serviks)
• Bedah laser: untuk memotong jaringan atau permukaan lesi pada kanker serviks
• Loop electrosurgical excision procedure (LEEP): menggunakan arus listrik yang dilewati pada kawat tipis untuk memotong jaringan abnormal kanker serviks
• Total Histerektomi: pengangkatan seluruh rahim dan serviks
• Radikal Histerektomi: pengangkatan seluruh rahim dan serviks, indung telur, tuba falopi maupun kelenjar getah bening di dekatnya.

Stadium pra kanker ataupun kanker serviks yang kurang invasif (stadium IA) biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan. Untuk stadium kanker serviks awal IB dan IIA:
• Ukuran tumor lebih kecil dari 4cm: radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan/tanpa kemo
Ukuran tumor lebih besar dari 4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin yang dilanjutkan dengan histerektomi. Gambar Ilustrasi Histerektomi

5. RADIOTERAPI & KEMOTERAPI PADA KANKER SERVIKS
Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.Untuk tipe kanker serviks invasif, biasanya pembedahan dan radioterapi adalah treatment yang paling umum digunakan. Kemoterapi atau terapi biologis kadang-kadang digunakan. Jenis-jenis radioterapi untuk kanker serviks:
• Eksternal: mesin besar ditujukan ke area panggul. Biasanya diberikan 5 hari @beberapa menit per sesi dalam seminggu selama 5-6 minggu
• Internal: menggunakan kapsul bahan radioaktif yang ditanam di area serviks selama 1-3 hari, lalu dapat diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

6. TYPHONIUM PLUS® UNTUK KANKER SERVIKS
Bagi Anda yang terkena kanker serviks, juga dapat mengkonsumsi Typhonium Plus® - suatu ramuan herbal (100% NATURAL) yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan sel-sel kanker serviks. Extract Typhonium Flagelliforme (Keladi Tikus) dan bahan alami lainnya membantu detoxifikasi jaringan darah. Ramuan ini mengandung Ribosome inacting protein(RIP), yang berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya dan memblokir pertumbuhan sel kanker.


Source:
http://www.medindia.net/patients/patientinfo/images/uterus_hysterectomy1.gif
http://cancer.about.com/od/cervicalcancer/a/cervcancrsympt.htm
http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/cervical/Patient
http://www.emedicinehealth.com/cervical_cancer/page8_em.htm#Medical%20Treatment
http://cancer.about.com/od/cervicalcancer/a/preventcervical.htm
http://matanews.com/2009/11/23/gardisol-vaksin-atasi-kanker-serviks/
http://www.curetoday.com/index.cfm/fuseaction/article.show/id/2/article_id/1133
http://www.cancer.org/docroot/CRI/content/CRI_2_4_4x_Targeted_Therapy_5.asp
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1173671122,68570
http://www.meb.uni-bonn.de/cancer.gov/Media/CDR0000612116.jpg

AYUSNITA KURNIASIH
04.07.1747
E/KP/VI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar