BEST CLASS E/KP/07

BEST CLASS E/KP/07

Minggu, 11 April 2010

askep tumor pankreas

ni putu sri weni antari
04.07.1769



askep tumor pankreas

BAB I
LANDASAN TEORI


A. PENGERTIAN
Insiden kanker pancreas terus meningkat sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu. Khususnya diantara orang- orang yang bukan kulit putih. Tumor pankreas merupakan penyebab kematin terkemuka yang menempati urutan keempat di AS dan paling sering ditemukan pada usia 60 hingga 70-an tahun. Kebiasaan merokok, kontak dengan zat kimia industri atau toksin dalam lingkungan, dan diet tinggi lemak, daging ataupun keduanya, memiliki hubungan dengan peningkatan insiden kanker pankreas meskipun peranannya dalam menyebabkan kelainan keganasan ini masih belum jelas seluruhnya. Resiko kanker pankreas akan meningkat bersamaan dengan tingginya kebiasaan merokok. Diabetes Melitus, pankreatitis kronis dan pankreatitis herediter juga memiliki kaitannya dengan kanker pancreas. Pankreas dapat pula menjadi tempat metastasis dari tumor lain.
Penyakit kanker dapat tumbuh pada setiap bagian pankreas (pada bagian kaput, korpus atau kauda) dengan menimbulkan manifestasi klinik yang bervariasi menurut lokasi lesinya dan apakah sel- sel pulau Langerhans yang mensekresikan insulin itu turut terlibat. Tumor yang berasal dari kaput pankreas yang merupakan lokasi yang paling sering akan memberikan gambaran klinik tersendiri. Tumor pada sel- sel pulau Langerhans yang fungsional, apakah yang jinak (adenoma) ataukah yang ganas (karsinoma), merupakan penyebab terjadinya sindrom hiper insulin. Dengan pengecualian ini, gejala tumor pankreas bersifat non spesifik dan biasanya pasien baru mencari pertolongan medik setelah sakitnya memasuki stadium lanjut 80% hingga 85% pasien sudah menderita tumor yang lanjut dan tidak dapat direseksi ketika tumor tersebut ditemukan untuk pertama kalinya. Dalam kenyataanya, karsinoma pankreas memiliki angka keberhasilan hidup 5 tahun. Paling rendah bila dibandingkan dengan 60 lokasi kanker lainnya.
B. ETIOLOGI
Kebiasaan merokok, kontak dengan zat kimia industri atau toksin dalam lingkngan, minum-minuman beralkohol  dan diet tinggi lemak daging atau keduanya memiliki hubungan dengan kanker pancreas meskipun peranannya dalam menyebabkan kelainan keganasan ini masih belum jelas seluruhnya. Diabetes Melitus, pankreatitis kronis dan pankreatitis herediter juga memiliki kaitan dengan kanker pankreas. Tapi penyebab ini juga masih belum jelas seluruhnya. 

C. MANIFESTASI KLINIK
Rasa nyeri, ikterus atau keduanya terdapat pada lebih dari 90% pasien, dan sering dengan penurunan berat badan, gejala tersebut dipandang sebagian tanda- tanda klasik karsinoma pankreas. Manifestasi ini mungkin baru tampak setelah penyakitnya memasuki stadium yang sangat lanjut. Tanda- tanda lain mencakup penurunan berat badan yang cepat, mencolok dan progresif disamping gangguan rasa nyaman atau nyeri yang samara- samara pada abdomen bagian atas atau bagian tengah, gangguan ini sulit untuk dijelaskan dan tidak disertai gangguan fungsi gastrointestinal.
Gangguan rasa nyaman tersebut menyebar sebagai rasa nyeri yang menjengkelkan ke bagian tengah pungung dan tidak berhubungan dengan postur tubuh maupun aktivitas. Penderita karsinoma pankreas sering merasakan bahwa serangan nyerinya dapat dikurangi jika ia duduk membungkuk, rasa nyeri tersebut acap kali bertambah parah ketika ia berbaring telentang, nyeri dapat bersifat progresif dan hebat sehingga memerlukan penggunaan preparat analgesik narkotik. Serangan nyeri ini sering terasa lebih hebat pada malam harinya.
Sel- sel ganas dari kanker pankreas sering terlepas dan  masuk ke dalam rongga peritonium sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya metastasis. Asites umumnya terjadi.
Suatu tanda yang sangat penting jika ada adalah timbulnya gejala- gejala defisiensi insulin yang terdiri atas glukosuria, hiperglikemia dan toleransi glukosa yang abnormal. Diabetes dapat menjadi tanda dini karsinoma pankreas. Makan sering meningkatkan nyeri epigastrium dan gambaran ini biasanya sudah terjadi beberapa minggu sebelum munculnya ikterus serta pruritus. Pembuatan foto-gastro intestinal memperlihatkan deformitas organ visera di dekat pankreas yang disebabkan oleh masa pankreas yang terjepit itu.

D. EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan USG dan pemindai CT dilakukan untuk mendeteksi keberadaan tumor pankreas. ERCP merupakan pemeriksaan diagnostik yang penting untuk menegakkan diagnosis karsinoma pankreas. Sel-sel yang diperoleh melalui ERCP harus dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
Biopsi aspirasi perkutan dengan jarum halus pada jaringan pankreas dilakukan untuk mendiagnosis tumor pankreas dan memastikan diagnosisnya pada pasien-pasien yang tumornya sudah tidak dapat direseksi, pemeriksaan ini akan menghilangkan stres dan nyeri akibat pembedahan yang sudah tidak akan memberikan hasil. Dalam prosedur ini, sebilah jarum biopsi ditusukkan lewat dinding anterior abdomen ke dalam massa pankreas dengan dipandu pemindai CT, USG, ERCP, ataupun teknik-teknik pencitraan lainnya. Bahan-bahan aspirasi tersebut diperiksa untuk mencari sel-sel ganas. Meskipun tindakan biopsi perkutan ini merupakan sarana diagnostik yang berharga, namun tindakan tersebut masih memiliki kekurangan. Hasil negatif-palsu akan didapat jika tumor yang kecil liput dari sasaran biopsi, dan penyebaran sel- sel kanker lewat jalur tusukan jarum biopsi juga dapat terjadi. Penyinaran dengan dosis rendah dapat dilakukan sebelum biopsi untuk mengurangi risiko penyebaran sel-sel kanker. Pemeriksaan kolangiografi transhepatik perkutan (PTC, percutaneus transhepatic cholangiography ) merupakan tindakan lain yang dapat dilakukan sebelum biopsi untuk mengenali obstruksi saluran empedu oleh tumor pankreas.
Beberapa penanda tumor (mis CA 19-9, CEA, rasio testosteron terhadap dihidrotestosteron) sekarang sedang dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam perangkat sarana diagnostik, meskipun demikian, sampai saat ini masih belum berhasil ditemukan penanda tumor karsinoma pankreas yang dapat diandalkan.
Pemeriksaan angiografi, pemindai CT dan laparoskopi dapat dilakukan untuk menentukan apakah tumor tersebut masih dapat diangkat melalui pembedahan.
E.  PENATALAKSANAAN
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika kita ingin mengangkat tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah definitif (yaitu, eksisi total lesi) sering tidak mungkin dilaksanakan karena pertumbuhan yang sudah begitu luas ketika tumor tersebut terdiagnosis dan kemungkinan terdapatnya metastase- khususnya ke hepar, paru-paru, dan tulang. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan paliatif. Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap radiasi standar, pasien dapat diterapi dengan radio terapi dan kemoterapi (Flourourasil [5-Fu]). Jika pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor dengan cidera yang minimal pada jaringan lain. Terapi radiasi intraoperatif ini dapat pula mengurangi rasa nyeri. Implantasi interstisial sumber radioaktif juga telah dilakukan meskipun angka kompikasinya tinggi. Pemasangan stent bilier yang besar dan dilakukan secara perkutan atau melalui endoskopi dapat dilikukan untuk mengurangi gejala ikterus.
Penelitian kini sedang dilaksanakan untuk mengkaji efek preparat antiestrogen dan anti androgen terhadap kanker pankreas.  
   
    


 
.






BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A.  PENGKAJIAN

Tanggal Masuk  :
Jam    :
Tempat   :

1. BIODATA
a) Identitas Pasien
Nama   :
Umur   :
Jenis kelamin  :
Agama   : 
Pekerjaan   : 
Status   :
Alamat   :
Sumber informasi  :
Dx medis   : Tumor Pankreas

b) Identitas Penanggung Jawab
Nama   :
Umur   :
Jenis Kelamin  :
Agama   :
Pekerjaan   :
Status   :
Alamat   :
Hubungan dengan klien :
2. RIWAYAT KESEHATAN

a) Keluhan utama
Pada penderita tumor pankreas terdapat nyeri pada abdomen dan rasa nyeri menyebar ke bagian tengah punggung 
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
-nyeri pada abdomen
-malaise
-Hipertensi
-.berat badan turun
-mul-mntah
-membran mukosa kering
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Penderita tumor pankreas terdapat riwayat penyakit DM
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluraga tidak ada penyakit keturunan dan menular.
e) Genogram


Keterangan :
       : Laki – Laki    : pasien
                  
: Perempuan    : tinggal 1 rumah
                       
                       : Sudah meninggal                               : Sudah meningal


3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON )
a. Persepsi terhadap Kesehatan
Kesehatan itu sangat penting tapi menjadi tidak penting ketika orang yang diberi nikmat berupa kesehatan tidak ingat yang memberi nikmat tersebut (Allah SWT )
b. Pola Aktivitas Latihan
Penderita tumor pankreas dalam aktivitas aehari-hara membutuhkan bantuan dari keluarga atau orang lain karen lemah dan nyeri
c. Pola Istirahat Tidur
Pada pasien tumor pankreas terdapat gangguan pola tidur yang disebabkan oleh nyeri pada abdomen dan ras nyeri yang menyebar ke bagian tengh punggung.
d. Pola Nutrisi Metabolik
Pada penderita tumor pankreas mengalami mual, muntah, nafsu makan menurun.
e. Pola Eliminai
Tidak ada gangguan 
f. Pola Kognitif Perseptual
Pendarita tumor pankreas mmpu berkomunikasi dan berorientasi dengan baik dengan orang lain
g. Pola Konsep Diri
Harga Diri   :
Ideal Diri :
Identitas Diri :
Peran diri :  
h. Pola Koping
Pada penderita tumor pankreas terbuka dengan anggota keluarga yang lain sehingga ketika ada masalah selalu dipecahkan bersama
i. Pola Seksual Reproduksi
Terganggu
j. Pola Peran hubungan
Hubungan dengan keluarga,masyarakat dan lingkungan sekitar baik
k. Pola nilai dan kepercayaan
Penderita tumor pankreas beribadah sesuai dengan keyakinan

4. PEMERIKSAAN FISIK
a) Tanda – Tanda Vital
N : Takikardi
RR : Normal
S : Hipertermi
TD : Hipertensi
b) Keadaan Umum
Kesan umum : baik
Wajah : tidak ada kelainan bentuk
Kesadaran : Compos mentis
TB: -
BB:  -
.
c)  Kulit,   rambut, kuku
Inspeksi : warna kulit tidak  normal, dan tidak ada lesi   pada kulit, jumlah rambut tipis & warna kuku putih kemerahan dengan bentuk normal, kuku tampak panjang dan kotor  .
Palpasi : Suhu badn hipertermi, kelembapan kulit pasien kering turgor kulit kering.
d) Kepala
Inspeksi : mesocepale, simetri, dan tidak ada deformitas
Pada mata :
 Mata
 Inspeksi
Bentuk bola mata : bulat, simetris
Konjungtiva  : pucat
Sklera   : tidak ikterik
Pupil   : isokor
Gerakan  : tidak terbatas
Pada wajah   : ekspresi wajah tampak lemah menahan nyeri

Telinga : tidak ada kotoran (serumen) , tidak ada inflamasi,  tidak ada   benda asingpada lubang telinga, tinitus
Pada hidung  : tidak ada massa, pollip, fungsi pembauan baik, tidak ada perdarahan lewat hidung
Mulut : keadaan mulut simetris, kebersihan gigi dan mulut tidak terjaga
e) Pemeriksaan leher
inspeksi : leher kanan dan kii simetris, tidak ada pembengkakan
palpasi   : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f) Pemeriksaan thorak (dada) 
inspeksi  : bentuk dada simetris, tidak ada retraksi pada saat inspirasi
palpasi  : gerakan dada pada waktu bernafas simetris, tidak terdapat adanya massa dindind thorak, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi   : terdapat bunyi redup
Auskultasi   : suara pernafasan vesikuler
g) Pada abdomen  
inspeksi   : abdomen tidak simetris,tampak adanya benjolan
palpasi   : adanya nyeri tekan
perkusi   : terdapat bunyi timpany
Auskultasi   : suara usus hiperaktif

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Data Fokus
  Nyeri  pada abdomen
 Penurunan berat badan
 Malaise (perasaan tidak nyaman)
 Kulit kepala rambut kotor
 Kuku tampak panjang dan kotor
 Muntah, mual
 Lemah
 Penurunan berat badan
 Tidak nafsu makan
 Membran mukosa kering
 Turgor kulit jelek
TTV : N: Takikardi
         TD: Hipertensi
 S: hipertermi
 RR: normal






2.  ANALISA DATA
No Symptom Etiologi Problem
1 Ds :
Do :
 Nyeri pada abdomen
 Wajah pucat tampak menahan nyeri  Agen cedera biologis (tumor pankreas)  Nyeri akut
2 Ds :
Do :
 mual/ muntah
 tidak nafsu makan
 berat badan menurun
 nyeri  pada abdomen  Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3 Ds :
Do :
 membran mukosa kering
 lemas
 suhu tubuh lebih dari normal.   Kegagalan dalam mekanisme pengaturan.   Kekurangan volume cairan.
4 Ds :
Do :
 wajah pucat dan menahan nyeri dan
 lemah  Agen nyeri  Gangguan pola tidur
5 Ds :
Do :
 kuku tampak panjang dan kotor
 kulit kepala dan rambut tampak kotor   Nyeri  Devisit perawatan diri
6 Ds :
Do :
 Cemas
  Nadi meningkat
 Tekanan darah meningkat
 Gelisah  Cemas  Perubahan status kesehatan/ fungsi kesehatan.



DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis (tumor pankreas).
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Tidak mampu dalam memasukkan dan mencerna dan mengabsorbsi  makanan.
3.  Kekurangan volume cairan b/d kegagalan dalam mekanisme tubuh. 
4. Gangguan pola tidur b/d nyeri.
5. Cemas b/d perubahn status fungsi kesehatan.
6. Devisit perawatan diri b/d nyeri.    










C . PERENCANAAN
No Nama Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1.  Nyeri  Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam klien dapat :
Kontrol Nyeri (1605)
• Mengenal faktor penyebab nyeri (160501)
• Tindakan pencegahan (160503)
• Tindakan pertolongan non-analgetik (160504)
• Menggunakan analgetik dengan tepat (160505)
• Melaporkan kontrol nyeri (160511)
NOC criteria:
1. tidak pernah menunjukkan
2. jarang menunjukkan
3. kadang-kadang menunjukkan
4. sering menunjukkan
5. tetap menunjukkan

Menunjukkan Tingkat Nyeri (2102)
• Melaporkan nyeri (210201)
• Ekspresi nyeri secara verbal dan non verbal (210206)
• Kegelisahan (210208)
• Perubahan respirasi (210210)
• Perubahan nadi (210211)
• Perubahan tekanan darah (210212)
NOC criteria:
1. kuat
2. kokoh
3. sedang
4. kecil
5. tidak ada .Manajemen Nyeri
(1400) 

• Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, an faktor-faktor presipitasi
• Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
• Berikan analgetik sesuai dengan anjuran
• Gunakan komunkiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
• Kaji latar belakang budaya pasien
• Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
• Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien
                                
Pemberian Analgetik
• Kelola pemberian analgetik
• Cek riwayat alergi obat
• Libatkan pasien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan
• kelola obat dengan prinsip 6 benar
2.  Ketidakseimbangan seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh   Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam, klien dapat:
Status Nutrisi (1004)
• Masukan nutrisi adekuat (100401)
• Masukan makanan dan cairan adekuat (100402)
• Tingkat energi cukup (100403)
• Massa tubuh (100404)
• Berat badan stabil (100405)
NOC criteria :
1. sangat kompromi
2. kompromi yang kuat
3. kompromi yang sedang
4. sedikit / tidak terlalu kompromi
5. tidak kompromi Manajemen nutrisi ( 1100)
• Tanyakan pada pasien/keluarga tentang alergi terhadap makanan
• Tanyakan makanan kesukaan pasien
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan
• Anjurkan masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan gaya hidup
• Anjurkan peningkatan masukan zat besi yang sesuai
• Timbang  berat pasien
• Dorong pasien/keluarga untuk melakukan perawatan gigi
• Tingkatkan informasi tentang nutrisi yang dibutuhkan pasien

3. Kekurangan volume cairan   Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat :
Fluid balance (0601)
• TD dalam rentang normal (060101)
• Keseimbangan intake dan output 24 jam (060107)
• Berat badan stabil (060109)
• kelembaban kulit dalam rentang normal (060116)
• kelembaban membran muscular dalam rentang normal (060117)
NOC criteria :
1. sangat kompromi
2. kompromi yang kuat
3. kompromi yang sedang
4. sedikit / tidak terlalu kompromi
5. tidak kompromi Fluid management (4120)
• pertahankan intake dan output yang akurat
• monitor status hidrasi yang adekuat
• monitor hasil laboratorium yang berhubungan dengan retensi cairan
• monitor status nutrisi
• monitor intake dan output
• monitor tanda-tanda dan gejala yang terjadi
• monitor indikasi kelebihan cairan
• monitor vital sign
• monitor BB 
4.











































5.
















































6.















 Gangguan pola tidur










































Cemas
















































Devisit perawatan diri   Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam klien dapat :
Menunjukkan tingkat nyeri (2102)
• Melaoorkan nyeri (210201)
• Ekspresi nyeri secara verbal dan non verbal (210206)
• Kegelisahan (210208)
• Perubahan respirasi (210210)
• Perubahan tekanan darah (210212)
NOC Criteria :
1. kuat
2. kokoh
3. sedang
4. kecil
5. tidak ada




















Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam klien dapat :
Control Cemas (1402):
• monitor intensitas kecemasan (140201)
• menyingkirkan tanda kecemasan (140202)
• mencari

informasi untuk menurunkan cemas (140204)
• menggunakan tekhnik relaksasi untuk menurunkan kecemasan (140207)

NOC criteria:
1. tidak pernah menunjukkan
2. jarang menunjukkan
3. kadang-kadang menunjukkan
4. sering menunjukkan
5. tetap menunjukkan











Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam, klien dapat:
Perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari- hari
indikator:
• makan (030001)
• berpakaian (030002)
• toileting (030003)
• mandi (030004)
•  berhias (030005)
• Hygiene (030006)
• oral hygiene (030007)
• ambulasi: berjalan (030008)
• ambulasi: berjalan (030009)
• penampilan perpindahan (030010)

NOC criteria :
1. ketergantungan total
2. dibantu orla dan alat
3. dibantu orang
4. dengan alat
5. mandiri Peningkatan tidur (1850) Sleep enchancement
• Tentukan pola/aktifitas tidur pasien
• Jelaskan pentingnya kebutuhan tidur
• Tentukan efek pengobatan terhadap pola/aktifitas tidur pasien dan kualitas lama tidur pasien
•  Monitor pola tidur  dan catat tanda fiisik  dan psikologi (neyri, apnea saat tidur, kesemasan) klien
• Bantu klien dalam menangani stressnya
• Bersihkan tempat tidur yang dapat meningkatkan kenyamanan tidur klien
• Pantau kenyamanan temoat tidur klien
• Dukung klien dengan menambah jam tidur


Penurunan kecemasan (5820)
• Tenangkan klien
• Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan


• Berusaha memahami keadaan klien
• Berikan informasi tentang diagnosa, prognisis dan tindakan
• Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (tachycardia, tachypnea, ekspresi cemas non verbal)
• Bantu klien dalam menentukan keputusan
• Bantu klien untuk mengenali situasi yang dialaminya
• Kolaborasi pemberian obat penenang untuk mengurangi kecemasan 

Self care asisten
(1800)

• Pantau kemampuan klien untuk melakuakn perawatan diri secara mandiri
• pantau kebutuhan klien untuk penyesuaian pengguanaan alat untuk personal hygiene toileting dan makan
• sediakan barang- barang yang diperlukan klien, seperti deodorant, sabun mandi


 sikat gigi dll
• sediakan bantuan hingga klien dapat melakukan perawatan pribadi secara penuh
• dorong klien untuk melakukan aktifitas sehari- hari sesuai dengan tingkat kemampuanya
• pertimbangkan umur klien ketika memperkenalkan
aktifitas perawatan diri
• bantu klien dalam penerimaan ketergantungan terhadap orang lain dalam memenuhi kebutuhannya
• menentukan aktifitas perawatan diri sesuai dengan kondisi secara rutin












BAB ΙΙΙ
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tumor pankreas adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran pankreas. Kebiasaan merokok,kontak dengan  zat kimia industri atau toksin dalam lingkungan, dan diet tinggi lemak,daging ataupun keduanya, memiliki hubungan dengan peningkatan kanker pankreas meskipun peranannya dalam menyebabkan kelainan keganasan ini masih belu jelas seluruhnya.Resiko kanker pankreas akan meningkat bersamaan dengan tingginya kebiasamn merokok,DM,Panmkreatitis kronis juga memiliki keterkaitan dengan kanker pankreas.


DIAGNOSA YANG MUNCUL :
1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis (tumor pankreas).
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
Tidak mampu dalam memasukkan dan mencerna dan mengabsorbsi  makanan.
3. Kekurangan volume cairan b/d kegagalan dalam mekanisme tubuh. 
4. Gangguan pola tidur b/d nyeri.
5. Cemas b/d perubahn status fungsi kesehatan.
6. Devisit perawatan diri b/d nyeri.  











DAFTAR PUSTAKA



Mansjoer Arief dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius. UI PRESS

Santosa budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medika

Suddarh & Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

http:// www. Majalah_farmacia. Com. Jumat 22 februari 2008

http://www.medicastro.com

Johnson, Marion. 2000. Nursing Outcomes Classification(Noc). St.Louis,                                Missouri: Mosby

McCloskey, Joanne C. 1996. Nursing Interventions Classification(Nic). St.Louis, Missouri: Mosby

Price, Sylvia A & Wilson, LM. 1995. Patofisiologi. EGC : Jakarta

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar